Meskipun ini adalah hadits kualitas lemah, para ulama bersepakat bahwa hal ini masih bisa diamalkan. Maka hari ini pun aku bertanya lagi pada diriku sendiri : untuk apa aku berangkat pagi-pagi bekerja. Aku masih ingat ketika selesai kuliah, aku bertekad : aku harus bekerja, segera, dengan bekal ijazah S1 ini, sebab aku ingin mandiri secara finansial, setelah menggantungkan 22 tahun hidupku pada orangtua. Niat ini kembali direvisi pasca-pernikahan. Teringat jelas patron dari suami : jangan sekali-kali meniatkan bekerja untuk mencari uang, karena mencari nafkah itu tugas suami. Ketika berkangkat bekerja, berniatlah untuk mengamalkan ilmu agar bermanfaat buat orang banyak, mengembangkan dirimu, menambah ilmu agar barokah. Insya Allah, aku selalu berusaha teguh memegang niat ini. Mudah-mudahan Allah selalu melindungi. Amin.
Senin, 26 Oktober 2009
Menata Ulang Niat Bekerja
Meskipun ini adalah hadits kualitas lemah, para ulama bersepakat bahwa hal ini masih bisa diamalkan. Maka hari ini pun aku bertanya lagi pada diriku sendiri : untuk apa aku berangkat pagi-pagi bekerja. Aku masih ingat ketika selesai kuliah, aku bertekad : aku harus bekerja, segera, dengan bekal ijazah S1 ini, sebab aku ingin mandiri secara finansial, setelah menggantungkan 22 tahun hidupku pada orangtua. Niat ini kembali direvisi pasca-pernikahan. Teringat jelas patron dari suami : jangan sekali-kali meniatkan bekerja untuk mencari uang, karena mencari nafkah itu tugas suami. Ketika berkangkat bekerja, berniatlah untuk mengamalkan ilmu agar bermanfaat buat orang banyak, mengembangkan dirimu, menambah ilmu agar barokah. Insya Allah, aku selalu berusaha teguh memegang niat ini. Mudah-mudahan Allah selalu melindungi. Amin.
Senin, 12 Oktober 2009
Hubbul Iman (tertulis setahun yang lalu)
Betapa indahnya ketika menghayati bahwa dengan menikah itu adalah sebuah kesempatan untuk semakin dekat dengan Sang Pencipta. Betapa tidak? Ketika keindahan, kebahagiaan yang dirasakan maka kepada siapa kita ingat untuk bersyukur? Tentu kepada Allah SWT yang telah menjadi penyebab ini semua mungkin terjadi. Ketika masalah-masalah ringan, masalah-masalah besar mulai datang, maka kepada siapa kita akan mengadu kalau tidak kepada Allah..sebab mengadu pada sesama manusia hanya akan menambah malu dan sekaligus menambah dosa. Oleh sebab itu, ketika waktu bergulir dalam kehidupan pernikahan dengan segala dinamikanya maka tiada lain itulah datangnya kesempatan untuk semakin mendekat pada-NYA…
Maka teringatlah sebuah nasihat dari sahabat lamaku : Wahai para wanita, jika dulu bakti pertamamu pada sesama manusia (setelah ketaatan pada Allah tentunya) adalah kepada kedua orangtuamu, maka sejak engkau menikah, bakti pertamamu adalah kepada suamimu. Dan tahukah enagkau, ketaatan seorang istri pada suaminya adalah salah satu jalan menuju surga Allah…Subhanallah…
Berbakti pada orangtua pastilah dilandasi dengan cinta, begitu pula taat pada suami pastilah dilandasi cinta. Tapi tentunya, cinta kepada orangtua berbeda dengan cinta kepada suami.
Orangtua adalah seseorang yang kita kenal sejak masih kecil, yang sepanjang hidup, kita rasakan jasa-jasanya, segala kebaikannya dalam melimpahkan kasih sayangnya pada kita, yang darahnya mengalir di dalam darah kita. Maka, mencintai dan kemudian berbakti pada orangtua bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan…Seolah-olah sudah menjadi respon alamiah dalam jiwa kita untuk membahagiakan mereka. Sahabatku bilang, dalam kajian Islam ini disebut HUBBUL FITRIYAH, cinta yang berasal dari fitrah manusia.
Suami, pada mulanya adalah orang lain, yang mungkin baru kita kenal menjelang menikah. Dimana sebagian besar gambaran dirinya yang asli baru kita ketahui setelah menikah…Dan bahkan, dengan latar belakang yang berbeda kemudian perbedaan selalu muncul dalam keseharian sehingga yang muncul adalah gesekan-gesekan. Lalu bagaimana caranya melakukan ketaatan pada sosok suami dengan kondisi demikian. Sungguh, hanya bekal iman kepada ALLAH yang akan memudahkan proses itu. Keyakinan bahwa pasangan hidup kita, yang telah mulai dengan sebuah perjanjian akad nikah di depan ALLAH, adalah sosok terbaik yang dipilih oleh ALLAH untuk kita. Keyakinan bahwa dengan berbuat baik terhadap istri adalah amanah dari ALLAH yang harus dipertanggung jawabkan di akhirat. Keyakinan bahwa ketaatan pada suami adalah bentuk ibadah mulia, yang akan mengantar para wanita menuju surga.
Dengan adanya hati yang mudah terbolak-balik dan iman yang biasa naik turun, cinta pada pasangan juga bisa mengalami pasang surut. Jikalau iman kita pada ALLAH sedang baik, insya Allah ketaatan kepada suami akan menjadi sesuatu yang mudah, cinta kepada istri menjadi sesuatu yang indah. Tetapi jikalau iman kita pada ALLAH sedang turun, maka ketaatan itu menjadi sesuatu yang sulit..cinta kepada istri menjadi suatu beban…Sahabatku bilang, cinta pada suami ini disebut HUBBUL IMAN, cinta yang dilandasi dengan iman kepada ALLAH.
Oleh karena itu, setiap kali teringat kita perlu panjatkan doa agar keimanan kita bisa meningkat, tidak sampai turun, agar kita bisa pertahankan cinta kita pada pasangan hidup kita hingga di akhir hayat…seraya terus bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan ALLAH, serta bersabar atas setiap masalah yang datang…sebab masalah-masalah itulah yang menguji keimanan kita, sehingga ketika kita bisa melampauinya maka derajat keimananan kita akan meningkat juga…Amin..Allahuma Amin.
Senin, 07 September 2009
Mengejar Baiti Jannati (2)
- Pertimbangkan Bank yang Dipilih. Yang jelas dikotominya, silakan pilih antara bank konvensional atau bank syariah, jelas keduanya beda. Produk KPR pada perbankan konvensional difahami sebagai Kredit Perumahan Rakyat yang akadnya didasarkan pada prinsip pinjam-meminjam dengan memanfaatkan bunga sebagai variabelnya. Pihak bank mengucurkan pinjaman bagi nasabah yang dimanfaatkan untuk keperluan KPR. Bank konven-sional mengambil keuntungan (profit) dari bunga pinjaman yang dikenakan kepada nasabah. Bank konvensional menetapkan bunga untuk setiap cicilan yang harus dibayar. Bunga yang dipraktekkan oleh perbankan konvensional merupakan riba yang ada dalam ajaran Islam, yaitu bagian dari riba nasi’ah. Sedangkan KPR yang dikembangkan oleh bank syariah dimaknai sebagai Ke-pemilikan Perumahan Rakyat yang mekanismenya didasarkan pada akad jual-beli (tabadduli). Dalam hal ini, bank syariah sebagai pihak penjual yang menjual produk KPR kepada nasabah. Sedang nasabah sebagai pihak pembeli. Karena prinsip yang digunakan dalam model ini adalah jual-beli, maka kelaziman pada akad jual-beli memungkinkan adanya proses tawar menawar antara pihak bank dengan nasabah. Keuntungan bank syariah pada produk KPR ini dalam bentuk margin penjualan yang dikenakan kepada pihak nasabah. Tingkat margin yang ditetapkan oleh bank syariah menjadi obyek pembeda yang memungkinkan antar bank syariah melakukan kompetisi dalam menentukan tingkat margin-nya. Bisa jadi, satu bank syariah mengambil margin keuntungannya lebih rendah dibanding dengan tingkat margin yang ada pada bank syariah lainnya, atau jika memungkinkan bisa kompetitif dengan tingkat bunga yang ditetapkan oleh perbankan konvensional. Biasanya, bank syariah dalam menjual produk KPR-nya menggunakan fasilitas pembiayaan murabahah yang memungkinkan nasabah untuk membayar KPR-nya secara angsuran. Di sini, ada unsur ta’awun (tolong-menolong) antara pihak bank syariah dengan nasabah. Nasabah tertolong oleh pihak bank syariah karena diberi keleluasaan membayar dengan melalui angsuran (cicilan). Sedang pihak bank tertolong dengan mendapatkan keuntungan (margin) dari penjualan KPR. Anda ingin tahu kami memilih apa? Kami ingin memenuhi tuntunan syariah Islam, jadi kami memilih Bank Syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Subhanalllah, ternyata juga mendapatkan keuntuangan finansial juga. Darimana itu, lihatlah tabel berikut :
- Bangun Komunikasi Terbuka antara Penjual dan Pembeli. Kalau Anda sedang berurusan dengan Developer perumahan, maka bangunlah komunikasi yang baik dengan tim marketing maupun orang-orang dikantornya agar Anda dapat kemudahan dalam mengurus semuanya (Oiya, jangan lupa cek ke kantor REI-Real Estate Indonesia terdekat untuk tahu apakah developer ini legal atau ilegal, daripada Anda ditipu). Kalau Anda membeli rumah second, seperti yang kami lakukan, maka bangunlah komunikasi yang baik dengan pihak penjual. Urusan antara penjual-pembeli cukup rumit. Pertama, keterbukaan masing-masing pihak, baik penjual (dalam menjelaskan kondisi rumah sesungguhnya) maupun pembeli (mengenai kesanggupan pembayaran, dll). Kedua, tawar-menawar harga yang membutuhkan hubungan silarurahmi yang baik agar tercipta keikhlasan masing-masing pihak, sebisa mungkin dua-duanya sama-sama merasa untung. Ketiga, kesediaan masing-masing pihak untuk mengurus segala dokumen yang diperlukan, tentunya membutuhkan komitmen untuk meluangkan waktu untuk mempersiapkan dan mengeluarkan biaya-biaya. Keempat, tawar-menawar masalah peralihan rumah.
- Siapkan Semua Dokumen Selengkap-lengkapnya. ini adalah bagian penting dari proses jual beli. Pengalaman kami sungguh menjadi pelajaran betapa pentingnya dokumen, karena hanya karena selembar kertas, segala urusan bisa tertunda. Baik, inilah sejumlah dokumen yang harus disiapkan : KTP Suami-Istri, Kartu Keluarga, Akta Nikah, Slip Gaji, Surat Keterangan Bekerja, Kartu NPWP-hayooo yang belum punya harus ngurus lhooo, Print-out rekening tabungan. Ingat pastikan, semua dokumen tersebut harus dalam keadaan hidup, hehehe masalah yang pernah jadi batu sandungan kami adalah kondisi KTP suami yang sudah habis masa berlakunya, yang baru kita ketahui menjelang realisasi KPR..musibah...akhirnya realisasi menunggu jadinya KTP yang baru. Nah kalau yang dibeli rumah second, maka semakin banyak persiapan dokumen, yaitu dokumen pihak penjual : KTP Suami-Istri, Kartu Keluarga, Akta Nikah, Kartu NPWP, Surat AKTA TANAH, SURAT IMB, dan SURAT PAJAK-bukti setoran & SPPTnya. Kok ya ini jadi pengalaman buat kami, Allah sedang menguji kesabaran mungkin. Pihak penjual ternyata belum punya Kartu NPWP, maka demi kelancaran...kami menawarkan diri untuk mengurusnya, bolak-balik ke Kantor Pajak. Ternyata juga, khusus rumah ini (dan beberapa rumah di kawasan RT tersebut) tidak terbit SPPT-nya, yang salah Kantor Pajak nggak ngeluarin SPPT-karena databasenya salah mungkin, malah kita warga negara yang TAAT PAJAK ini dibikin repot, sehingga pihak penjual harus mengurus dari RT-RW-Kelurahan-Kecamatan-Kantor Pajak. Wuihhh.
- Siapkan Dana Cukup, so pastilah...Dari harga rumah yang telah disepakati, maka siapkan dana paling tidak 10% dari harga rumah tersebut untuk keperluan biaya-biaya. Lho, apa saja kok banyak ya? Pertama, untuk biaya administrasi bank, yaitu untuk keperluan survey rumah, administrasi KPR, asuransi kebakaran, asuransi jiwa, dll. Kedua, untuk biaya notaris, yaitu pemeriksaan dokumen di Badan Pertanahan, Pembuatan Akta Jual Beli, Pembuatan Akta Balik Nama, Pengurusan Pajak, dll. Ketiga, untuk biaya pajak. Nah loe...segala transaksi di negara ini menimbulkan pajak demi pemasukan bagi negara. Khusus untuk jual beli rumah, Pihak Penjual dikenai Pajak Penghasilan atas penjualan rumah tersebut, dan Pihak Pembeli dikenal Pajak Pengalihan Pemilikan Tanah. Jangan lupakan juga pengeluaran kecil-kecil semacam ini : beli materai untuk ini- itu, telepon untuk koordinasi-pasti membengkak lho!, fotokopi macem2 dokumen, transportasi ngurus ke sana-sini, hiks..capeknya...demi sebuah rumah nie...
- Banyaklah Bertanya. Nah ini die, tips oke banget. Bingung itu bikin STRES, tahu belakangan sehingga merusak rencana dan rancangan yang sudah dibuat itu BETE. Maka kumpulkan informasi sebanyak-benyaknya sebelum mengambil keputusan apapun. Surfing di internet bisa membantu tapi bertanya pada orang yang sudah mengalami rasanya lebih sreg! Hal ini tentunya semata-mata memenuhi unsur penting dalam prinsip mengambil keputusan : KUMPULKAN DATA SEBELUM WAKTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
- Berdo'a. Jika rumah itu menjadi rejeki Anda, Allah yang akan memudahkannya. Jika rumah itu bukan rejeki Anda, akan ada saja kesulitannya. Jika rumah itu rejeki Anda, tapi jalannya kok ya begitu sulit, itu tands Allah menyayangi Anda dan sekedar ingin menguji kesabaran Anda sebelum memberikan yang diinginkan. Indah, bukan...makanya selama proses ini berlangsung banyak berdo'a, agar keberkahan Allah selalu menyertai...
Selasa, 18 Agustus 2009
Marhaban Ya Ramadhan
Selasa, 28 Juli 2009
Mengejar Baiti Jannati (1)
Perjalanan mencari rumah menjadi sarana untuk menguji kebersamaan suami-isteri. Pertama soal waktu, kami sama-sama bekerja sehingga sisa waktu luang tidak cukup banyak. Selain itu, di rumah masih mananti pekerjaan rumah tangga, di kampung ada amanah, di masjid ada amanah, di hari libur ada saja pihak yang membutuhkan waktu, ya saudara ya teman. Jadi, masing-masing harus mengelola waktu dengan baik. Kedua soal perbedaan pendapat, namanya juga dua orang berbeda, memilih rumah yang pertimbangannya beda, akhirnya berselisih pendapat juga, yang begini cukup menguras energi. Tapi, komitmen sedang kuat, bukan sekedar untuk ’aset kekayaan’ tetapi membeli rumah artinya membeli sebuah ’kesempatan untuk menjadi dewasa’. Dengan membeli rumah, kami bisa ’membeli’ sebuah proses untuk mengambil keputusan sekaligus ’membeli’ kesempatan untuk berlatih menyelesaikan masalah secara mandiri.
Nah, ketika berkeliling mencari rumah itulah banyak hal yang kami pelajari, fuihhhh. Anda ingin tahu, apa pertimbangan kami dalam memilih rumah
- HARGA..tentu saja rumah yang dibeli harus sesuai dengan kemampuan finansial kami. Begitu dapat bagus tapi mahal, ya minggu dulu dong....Kalau dapat yang sesuai kemampuan kami, barulah ditelusuri pertimbangan berikutnya.
- LOKASI...Beberapa teman kami memilih lokasi yang cukup jauh dari tempat kerja, dan sungguh kami sering merasa iba pada mereka. Jam berapa mereka berangkat, betapa panjang jalan yang harus dilalui, betapa banyak waktu yang dihabiskan di jalan, betapa lelah selama di jalan, dst...Maka, setiap kali akan melakukan survey calon rumah, kami selalu menghitung jarak dan waktu tempuh (termasuk mencatat tingkat kemacetan jalan, deket tapi jalannya macet ya percuma dong!)
- LUAS TANAH DAN BANGUNAN...Hehe, seneng dong punya rumah yang luas, tapi yang luas pastinya mahal...Nggak perlu luas, asal cukup aja..Maka setiap kami punya data baru soal rumah, kami selalu melihat ukurannya berapa? Suamiku sudah berangan-angan bahwa di rumah kami ada ruang tamu yang cukup, sebab beberapa kali kami sebagai tamu pernah merasa risih jika bertamu di ruang sempit. Jadi kami akan berusaha untuk memberi kenyamanan pada tamu-tamu kami. Kami ingin punya kamar yang cukup, untuk keluarga, anak-anak, atau orang yang menginap. Kami ingin punya musholla di rumah. Dan kami juga ingin meluangkan sejumlah ruang untuk digunakan berwirausaha (Lha kok banyak syaratnya, ini yang bikin susah cari rumah!).
- STATUS TANAH...Ini dia juga penting, yang paling aman cari yang sudah SHM (Sertifikat Hak Milik) tinggal satu langkah..Balik Nama di Notaris. Nah kalo HGB (Hak Guna Bangunan), masih jadi opsi lumayan karena dua jenis sertifikat inilah yang layak untuk dijadikan jaminan KPR di Bank. Jangan sampai yang PETOK-D, susah n rumit nanti urusannya, apalagi yang model SURAT IJO, sama sulitnya...
- FAKTOR LAIN-LAIN...ini juga mendukung kita dalam mengambil keputusan. Misalnya lingkungan bebas banjir apa enggak-ini penting lho! surabaya kan rawan banjir, lingkungannya nyaman tidak untuk bertetangga (hayo...enak di kampung apa di perumahan?), ada masjid dengan aktivitas ibadahnya, ada jalur angkutan umumnya, ada fasilitas umum untuk anak, sekolah, pasar, toko, dan lain-lain.
Dengan pertimbangan itu, ya pantes lah kalau sulit cari rumah yang cocok. Sudah cocok sama harganya..eh, lokasinya jauh banget, sudah gitu rumahnya rungsep lagi. Udah cocok harga, lokasi, bentuk rumah, eh...di perkampuangan yang sepertinya kurang nyaman. Sudah cocok sama semunya, eh..karena nggak cepet-cepet di-booking, jadi sudah laku...keduluan dibeli orang lain...sedihnya...Sampai pada suatu titik : Ya Allah, jika sebuah rumah adalah rezeki kami, mudahkanlah untuk menemukannya. Subhanallah, akhirnya kok ya ada yang cocok...harga lumayan, murah nggak, mahal banget nggak juga, cukup dengan prediksi dana yang kita miliki dan kemampuan mng-KPR Bank dalam 10 tahun ke depan. Lokasi, Luas tanah, Status tanah oke...Maka ini saatnya mengambil keputusan, sebelum diambil orang lain. Bismillah...
Rabu, 22 Juli 2009
Pandai dan Sukses
Rasulullah mengajarkan, ‘Orang yang pandai (sukses) adalah yang mengevaluasi dirinya serta beramal untuk kehidupan setelah kematiannya.’ Pengajaran sederhana tentang pandangan hidup yang Rasulullah inginkan untuk dimiliki umatnya.
Seorang muslim tidak berwawasan sempit dan terbatas pada pemenuhan keinginan jangka waktu sesaat. Seorang muslim memiliki visi dan planing untuk kehidupannya yang kekal abadi. Orang yang pandai senantiasa evaluasi terhadap amalnya, beramal untuk kehidupan yang abadi. Pandai melihat diri demi peningkatan keperibadiannya. Begitu Rasulullah menjelaskan.
Rasulullah saw, juga memberitahukan bahwa ‘orang yang lemah’, yaitu orang yang mengikuti hawa nafsunya, membiarkan hidupnya tak bertujuan, tak punya arah, tidak ada amalan nyata, dan tak pernah memuhasabahi perjalanan hidupnya.
Orang yang lemah memiliki banyak angan-angan dan khayalan, ‘berangan-angan terhadap Allah .’ Sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi, : Dia (orang yang lemah), bersamaan dengan lemahnya ketaatannya kepada Allah dan selalu mengikuti hawa nafsunya, tidak pernah meminta ampunan kepada Allah , bahkan selalu berangan-angan bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Umar r.a. mengemukakan: ‘Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan bersiaplah kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (muhasabah) dirinya di dunia.
Maimun bin Mihran r.a. mengatakan: ‘Seorang hamba tidak dikatakan bertakwa hingga ia menghisab dirinya sebagaimana dihisab pengikutnya dari mana makanan dan pakaiannya’.
Kelak pada hari akhir setiap diri akan datang menghadap Allah swt. dengan kondisi sendiri-sendiri untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya. “Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” [QS. 19 : 95 ].
Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, ‘Tidak akan bergerak tapak kaki Ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara; umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana dipergunakannya, hartanya dari mana ia memperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, dan ilmunya sejauh mana pengamalannya.’ (HR. Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah ra, bahawa Rasulullah saw. bersabda, ‘Tahukah kalian siapakah orang yang muflis itu?’ Sahabat menjawab, ‘Orang yang muflis diantara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki perhiasan.’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang yang muflis dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) solat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa) menuduh, mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain. Maka orang-orang tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka. (HR. Muslim)
Minggu, 14 Juni 2009
From The Ahmad Fauzi's Note
Kamis, 11 Juni 2009
KOMITMEN SEORANG MANUSIA PEMBELAJAR
Aku adalah pembelajar di “Universitas Besar Kehidupan” dimana aku belajar untuk menerima tanggung jawab dengan pertama-tama berusaha menjadi diriku sendiri, dan bukan yang lain, serta menolak ditentukan, didikte, dipaksa oleh yang bukan “diriku” siapapun atau apapun itu
Lalu aku bertanya : Siapakah dan apakah aku ini? Darimana aku berasal dan kemanakah aku akan pergi? Apakah yang mampu dan harus aku lakukan? Apakah yang akan aku tinggalkan di dunia ini? Dan, kepada siapa aku harus percaya kalau bukan kepada-Nya?
Lalu aku berjanji : Aku akan mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dengan mencari pengetahuan diri sepenuh hasrat dengan merancang bangunan kehidupanku sendiri, dengan keberanian menyatakan perbedaan, dan merayakannya dengan mengatasi ketidakmampuan belajar dengan menjadi lebih manusiawi lalu setia sampai mati, yaitu suatu saat terindah dimana aku akan mengakhiri legenda pribadiku dan berjumpa dengan-Nya
Rabu, 10 Juni 2009
Adolescent Stress Management and Family Education : A Proposed Research
Previous researches stated that parent-adolescent conflicts increase during the middle of school years and involves the everyday activities in family. The other researches also stated that adolescent are strongly influenced by peers. These two environments are great stressors for adolescent. As the consequence, adolescent have to improve their stress management skills. Family and peers environment can be a stressor situation and also a chance for adolescent to learn stress management skills. The author believes that family environment has more impact on adolescent.
In other side, developmental tasks are common pattern to find ideal condition of human life in stages. The tasks have a role as guidance about what are supposed to do to conform in the society. In other words, developmental tasks can be a comparing standard to evaluate adolescent quality of psychological life.
This research will examine the pattern stress management skills of adolescent and their family education background. Specifically, this research will explore characteristic of adolescent family education background that build the adolescent stress management skills. As a comparing, this research will find the correlation between those two aspects with finishing developmental tasks in adolescence.
This research will be done as quantitative-qualitative study that examines adolescent stress management skills from some several family backgrounds. There will be some tools to collect the data such as structured interview, structured observation, measurement scales, and standardized inventory. This research will use multi-methods to analyze the data.
The author hopes this research will give a great contribution on to discipline of educational psychology in terms of importance family education aspect in adolescent maturity. The author also hopes that this research can be held in Indonesia because of the relevant improving researches and discourses about education in this country.
The author has explored the concept of stress management skills through some researches at graduate school. This research will be an opportunity to improve expertise in this topic. The author’s profession as a school counselor supports to explore the dynamic of education process, especially adolescent. The author realized that education system in Indonesia is left behind the other countries. It makes Indonesia has low quality of human resources that gives the impact to slow down the progress in Indonesia development. The research really concern of the education in Indonesia, hopefully this effort is a significance to be applied in Indonesia.
Meluruskan Niat dalam Sertifikasi Guru
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bertujuan untuk memperbaiki pendidikan nasional, baik secara kualitas maupun kuantitas. Undang-undang ini menetapkan kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sebagai suatu kesatuan upaya pemberdayaan guru. Sesuai dengan amanat undang-undang tersebut, Sertifikasi Guru memang harus dilakukan sebagai proses pemberian bukti formal yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Ketika seorang guru sudah mendapat sertifikat pendidik ini maka ada jaminan untuk mendapatkan imbalan yang layak, sehingga pekerjaan guru dapat dianggap sebagai pekerjaan yang profesional, menarik, dan kompetitif.
Sertifikasi Guru adalah sebuah program yang cukup menggemparkan dunia pendidikan. Berbagai kalangan menaruh harapan besar akan adanya perubahan kualitas pendidikan nasional namun tidak sedikit yang merasakan kegelisahan, terutama mengenai teknis pelaksanaan yang memungkinlah celah kecurangan sehingga tidak mewadahi tujuan yang sebenarnya.
Pada kenyataannya, proses sertifikasi guru dipandang berbeda oleh kalangan guru sendiri. Pernyataan yang sering didengungkan dalam obrolan sehari-hari, bahkan juga diskusi, seminar, workshop guru menunjukkan sudut pandang yang terlalu sederhana. Berikut ini gambaran pendapat yang sering beredar : “Dalam sertifikasi, guru-guru diminta mengajukan sebuah portofolio. Kemudian, portofolio yang berisi berbagai macam dokumentasi kerja seorang guru itu akan dinilai oleh Tim Assesor yang ditunjuk, kalau poin yang didapat dalam portofolio tersebut mencapai batas minimal, maka akan dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat guru. Jika tidak, kabarnya akan diberikan pelatihan dan boleh mengajukan sertifikasi pada periode berikutnya. Sertifikat guru yang telah dipegang dapat digunakan untuk mendapatkan imbalan kesejahteraan berupa 1 kali gaji. Harapannya dengan dukungan material atau finansial ini, guru-guru dapat bekerja lebih baik”.
Penulis sempat tercenung beberapa saat ketika kali pertama mendengar kalimat semacam itu dalam sebuah seminar guru. Terdapat sebuah keresahan dan kekhawatiran akan timbulnya hal yang tidak tepat dalam perjalanan sertifikasi guru. Penulis memandang ada beberapa hal yang perlu kita renungkan dari gambaran proses sertifikasi tersebut.
Pertama, proses sertifikasi belum menjadi jaminan peningkatan kualitas guru karena pada hakikatnya sertifikasi hanyalah alat untuk memetakan guru. Proses sertifikasi menghasilkan dua kategori yaitu guru yang lulus sertifikasi dan tidak lulus. Guru yang lulus sertifikasi dinilai memiliki kualifikasi sebagai pendidik, layak mendapat sertifikat, dan dianggap bisa menjalankan pekerjaan guru secara profesional. Guru yang tidak lulus dinilai belum memiliki kualifikasi sebagai pendidik, belum bisa mendapatkan sertifikat, dan dianggap belum bisa menjalankan pekerjaannya secara profesional sehingga perlu pembinaan lebih lanjut dalam bentuk pendidikan dan pelatihan. Dengan asumsi bahwa penilaian yang dilakukan para assesor dengan menggunakan metode portofolio adalah sebuah proses yang terpercaya dan akurat maka masih tersisa satu masalah lain. Kegiatan tindak lanjut berupa pendidikan dan pelatihan menjadi peluang untuk membantu peningkatan kualitas kompetensi pendidik, bahkan proses inilah yang perlu dikawal. Maka, apakah desain pendidikan dan pelatihan ini sudah disiapkan dengan baik?
Kedua, metode yang dipilih untuk meningkatkan kualitas guru melalui Sertifikasi Guru adalah memberikan jaminan kesejahteraan berupa imbalan 1 kali gaji. Pilihan ini didasari harapan bahwa dengan dukungan material atau finansial, maka guru-guru dapat bekerja lebih baik dan pekerjaan guru dapat dianggap sebagai pekerjaan yang profesional, menarik, dan kompetitif. Dalam kajian motivasi, cara ini adalah sebuah pilihan untuk meningkatkan motivasi sumber sumber daya manusia dari sisi ekstrinsik. Pemberian reward dari pihak luar diri memang dapat memunculkan motivasi dan menggerakkan seseorang untuk meraihnya, tetapi motivasi ekstrinsik sulit untuk bertahan dalam jangka waktu lama. Adakah jaminan setelah penambahan penghasilan akan serta merta membuat guru merasa puas sehingga lebih fokus dalam meningkatkan kualitas diri?
Berikut ini pertanyaan dan pernyataan menggelitik dari kalangan guru sendiri terkait dengan sertifikasi guru. ”Ayo ikut seminar, nanti dapat sertifikat lho!”, begitulah kira-kira komentar sekelompok guru yang sedang mempersiapkan diri untuk proses sertifikasi. ”Saya mau membuat penelitian, kan poinnya besar dalam penilaian sertifikasi” kata guru lainnya. ”Bolehkah minta surat keterangan untuk kegiatan-kegiatan mendampingi siswa karena itu juga ada poinnya lho” sahut yang lain.
Sejak ada proses sertifikasi guru, kegiatan seminar yang paling membosankan pun diikuti oleh banyak orang jika ada sertifikatnya. Guru-guru berburu sertifkat dengan mengikuti berbagai kegiatan baik yang bernama seminar, pelatihan, workshop, dan lain-lain. Bahkan banyak juga yang rela membayar mahal untuk kegiatan-kegiatan itu. “Saya bayar saja ya, tapi tidak bisa datang, nanti sertifikatnya dikirim saja ke sekolah”. Sikap-sikap ini sangat memalukan nama baik profesi guru karena hanya demi mendapatkan poin yang cukup dalam sertifikasi mereka menempuh cara-cara yang tidak etis. Di sisi lain, betapa banyak energi yang dikeluarkan untuk mengejar persiapan sertifikasi sehingga bisa saja kegiatan utama di sekolah terbengkalai dan kemudian kegiatan mengajar menjadi sebuah proses untuk menggugurkan kewajiban saja tanpa pemaknaan yang berarti.
Ketiga, seperti tampak dari cerita di atas, proses sertifikasi guru yang menggiurkan karena tawaran berupa tambahan 1 kali gaji itu membuat para guru bersemangat beraktivitas namun bisa juga mengurangi keikhlasan dalam bekerja. Sikap seperti inikah yang akan diteladani oleh siswa kita? Bukankah para guru tidak hanya bertugas memberikan pengetahuan kepada siswa tapi juga berkewajiban memberikan penanaman nilai dan pendidikan karakter kepada siswa. Perilaku-perilaku guru yang kurang beretika dalam mengejar sertifikasi bukanlah sebuah contoh yang mendidik bagi anak-anak kita. Maka selanjutnya, fenomena sertifikasi guru hanya akan menambah daftar kesempatan merosotnya kualitas pendidik kita.
Life is always like two sides of coin. Dalam kehidupan ini selalu ada dua sisi antara kebaikan dan kebalikannya. Program peningkatan kualitas pendidikan dengan penetapan kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sebagai suatu kesatuan upaya pemberdayaan guru ternyata juga bisa melahirkan efek samping masalah-masalah yang mungkin menimbulkan kemorosotan kualitas pendidikan kita. Ketika kita memiliki kesadaran akan masalah ini, kita masih bisa melakukan antisipasi. Kita sebagai insan dalam dunia pendidikan memegang amanah untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Marilah kita menata diri, meluruskan niat, dan membangun keikhlasan hati dalam mengikuti sertikasi guru. Semoga segala usaha untuk persiapan sertifikasi guru lebih karena motivasi untuk memberdayakan diri dapat mendatangkan manfaat untuk bangsa ini.
Anak Saya Tidak Normal?
"Bisa ya, bisa tidak" kali ini aku bisa menjawab dengan spontan dan tegas.
Selasa, 02 Juni 2009
Jauhi Prasangka
Rabu, 20 Mei 2009
Syair untuk Istri
Pernikahan ataupun perkawinan,
Membuka tabir rahasia,
Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah semulia Muhammad,
Tidaklah setakwa Ibrahim,
Pun tidak setabah Ayub,
Atau pun segagah Musa,
Apalagi setampan Yusuf
Justeru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
Yang punya cita-cita,
Membangun keturunan yang soleh ...
Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal, Kamu adalah penuntun kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur singasananya,
Seketika Suami menjadi bisa, Kamu lah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya ...
Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan takwa,
Untuk belajar meniti sabar dan redha,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justeru Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Khadijah,
yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar,
yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman,
Yang berusaha menjadi solehah...
Amin.
Selasa, 19 Mei 2009
Yang Hilang Jadi Pelajaran
Anak Sering Ceroboh
Saya mau ceritakan kondisi anak saya yang suka ceroboh. Dia seringkali kehilangan barang, apalagi untuk yang kecil-kecil seperti pensil, penghapus, atau bolpoin. Mainan yang ada di rumah juga sering dirusak, meskipun dia bilang itu tidak sengaja. Saya juga kesulitan membantunya belajar menulis, karena tulisannya kadang-kadang tidak terbaca, kalau menyalin, satu atau dua huruf hilang, dan pensilnya juga sering patah. Yang paling menjengkelkan, dia sering menyenggol barang-barang, gelas berisi air tumpah, atau kalau naruh barang sering tidak pas sehingga terbanting ke lantai sehingga sering terjadi keributan di rumah. Saya sudah terlalu sering mengingatkannya untuk hati-hati, tapi tetap saja sulit untuk berubah. Kenapa ya dengan anak saya, apakah itu sebuah kelainan? Terimakasih (Ibu Ny)
Waalaikumsalam
Orangtua memang sering diuji kesabarannya lewat perilaku anak, mudah-mudahan Ibu Ny sabar..Amin. Sekilas dari cerita ibu, kemungkinan ananda mengalami gangguan memori visual, yaitu kemampuan untuk mengingat dalam memperlakukan benda. Sebenarnya itu bukan kelainan, sebab anak yang kemampuan intelektualnya bagus juga bisa mengalami masalah yang sama. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena kurangnya stimulasi lingkungan yang membentuk kemampuan tersebut. Artinya masalah kebiasaan, budaya, atau proses belajar waktu kecil maupun proses belajar di sekolah kurang merangsang pertumbuhan kemampuan tersebut. Faktor lain yang juga menyebabkan adalah keterampilan motorik halus terutama manipulasi di ujung jari yang kurang bagus. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan cara pegang pensilnya yang tidak stabil atau cara pegang sendoknya yang kurang pas. Selain itu bisa juga ditambah kontrol gerakan dan sistem keseimbangan yang kurang optimal. Anak seperti ini masih bisa dibantu dengan latihan keterampilan motorik halus dan terapi untuk meningkatkan kontrol postur.
Anak Dipukul, Trauma Nggak?
Waalaikum salam,
Setiap orangtua pasti berusaha memberikan yang terbaik buat anaknya. Tetapi bukan berarti harus menuruti segala keinginannya. Alhamdulillah, ibu menyadari bahwa kita harus mendidik anak-anak untuk mengendalikan keinginan. Allah mengaruniakan hawa nafsu agar manusia dpat mengendalikannya. Apakah peraturan perlu dibuat? Ya, sangat perlu. Anak-anak perlu dikenalkan pada hukum sbeab akibat, jika melakukan ini akan berakibat itu. Jika tidak dibekali aturan, mereka akan semaunya sendiri dan pada akhirnya akan sulit berdaptasi di masyarakat yang penuh dengan aturan. Hanya saja proses menetapkan aturan perlu diperhalus, dengan cara dialog tentang apa harapan anak, harapan ayah-ibu, dan usaha untuk mempertemukan keduanya. Kesepakatan perlu dibangun, dan setelah itu dilaksanakan dengan konsisten. Pada awalnya mungkin terjadi masalah, anak yang terbiasa mendapat segala yang diinginkan tiba-tiba diberi peraturan-peraturan. Seperti yang ibu ceritakan, teriak-teriak di swalayan. Yah, di sini mungkin pengorbanan orangtua diperlukan seperti rasa malu dulihat orang, perasaan tega yang kadang membuat kita merasa bersalah, dan perang emosi dengan anak ketika harus melakukan kekerasan. Perlu digarisbawahi, bukan kekerasan tapi ketegasan. Jika anak bisa diberi konsekuensi dengan didiamkan atau dicuekin, mungkin tidak perlu sampai memukul. Namun jika itu sudah terlanjur terjadi, agar tidak terjadi trauma perlu dialog dengan anak. Setelah emosinya reda, ajak diskusi tentang alasan ketegasan tadi. Jelaskan pelan-pelan bahwa semua itu dilakukan untuk kebaikannya di masa depan.
Kok Sulit Konsentrasi Belajar?
Ustadah anak saya sepertinya sulit konsentrasi. Kalau di kelas umek terus, nggak bisa diam. Kenapa ya kok bisa begitu, apa ada kelainan? Beberapa anak teman saya yang seperti ini dibawa ke dokter dan akhirnya diberi obat. Memang katanya bisa jadi lebih tenang, setidaknya kalau minum obat pagi hari bisa tahan sampai jam 12 siang. Apakah obat seperti ini tidak berbahaya kalau dikonsumsi terus menerus? Ada nggak terapi psikologi untuk meningkatkan konsentrasi yang bisa diberikan biar tidak perlu pakai obat?
Waalaikumsalam
Konsentrasi anak ketika belajar di kelas maupun di rumah dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kondisi fisik, situasi emosi, situasi sosial, dan juga minat. Kita harus meneliti dulu sebab kesulitan konsentrasi, baru bisa memberikan saran, apakah perlu terapi, atau perlu obat, atau penanganan lain. Dari beberapa kasus yang pernah kami tangani, memang ada anak-anak dengan kesulitan konsentrasi. Jika tanda-tanda umek tersebut diteliti lebih lanjut, kemungkinan ada ketidaktuntasan sistem sensorik-motorik. Maka salah satu solusinya dalah dengan mengikuti terapi okupasi dengan pendekatan sensorik integrasi. Terapi dilakukan untuk menstimulasi tubuh agar mengatur regulasi diri lebih baik. Jadi tidak perlu obat untuk membuat anak tenang dan mudah berkonsentrasi.
Konsentrasi bisa dipengaruhi oleh situasi emosi. Beberapa anak memang tampak terlihat melamun ketika di kelas sehingga kelihatan sulit konsentrasi. Biasanya anak-anak melamun dua hal, antara berkhayal atas keinginan-keinginan yang belum tercapai atau kecemasan terhadap berbagai hal yang mereka takutkan. Terapi yang dilakukan tentu saja dalam rangka membantu mereka mengelola keinginan dan mengelola kecemasan. Terapi ini biasanya dengan program orangtua dan anak, tidak perlu obat juga.
Penggunaan obat mungkin saja perlu ketika kesulitan konsentrasi cukup parah, sebab obat dapat menstimulasi tubuh untuk mengatur sistem hormon yang membantu regulasi dalam tubuh. Setiap penggunaan obat tentu ada efek sampingnya dan setiap orang memberikan respon yang berbeda, bisa cocok bisa tidak cocok, bisa berbahaya bisa juga tidak. Jika memang berkenan menggunakan obat, sebaiknya tanyakan kepada dokter pemberi obat tentang kegunaan obat tersebut, dan galilah lebih detil efek samping yang mungkin didapat ketika mengkonsumsinya. Dokter punya kewajiban untuk menjelaskan semua itu.
Senin, 18 Mei 2009
Ayam Saus Asam Manis
ayam tanpa tulang, dipotong kecil-kecil
Bahan rendaman:
kecap asin sedikit
bawang putih
rendam potongan ayam dalam saus rendaman selama 15 menit.
campur saos tomat, cuka, air dalam mangkok.
Kamis, 14 Mei 2009
A Blog : Easy Reading but Fully Inspirative
http://cikicikicik.multiply.com/
Rabu, 13 Mei 2009
Pahala Terakhir Seorang Isteri
Untuk diketahui, di kalangan sahabat-sahabat dan saudara, saya dianggap sebagai seorang isteri yang baik. Tetapi keterlaluan jika dikatakan saya menjadi contoh teladan seorang isteri bekerja yang begitu taat berbakti kepada suami.
Sebenarnya, walau lelah dan sibuk sekalipun, urusan rumahtangga seperti melayani suami dan menguruskan anak-anak tidak pernah saya abaikan. Kami juga di anggap pasangan romantis. Suami saya seorang lelaki yang sangat memahami jiwa saya, berlemah lembut terhadap keluarga, ringan tangan untuk bersama-sama mengurus rumah apabila pulang dari kerja dan banyak sifat lain-lain yang baik ada pada dirinya.
Waktu sholat dan waktu makan merupakan waktu terbaik. Sholat berjamaah dan makan bersama mengeratkan ikatan kekeluargaan. Pada waktu inilah biasanya beliau akan memberi siraman rohani dan nasihat kepada kami agar menjadi hamba Allah yang bertakwa. Dari segi layanan seorang isteri terhadap suami, saya amat memahami akan kewajiban yang harus ditunaikan. Itulah peranan asas seorang isteri terhadap suaminya. Oleh itu saya menganggap tugas mengurus rumahtangga, mengurus anak-anak dan bekerja di kantor adalah tugas nomor dua setelah tugas pertama dan utama, yaitu melayani suami.
Sebagai seorang yang juga sibuk di kantor, adakalanya rasa lelah dan letih membuat saya terlambat pulang ke rumah. Tetapi saya bersyukur kerana suami amat memahaminya. Berkat saling memahami, hal tersebut tidak pernah menjadi masalah di dalam rumahtangga. Bahkan sebaliknya menumbuhkan rasa kasih dan sayang antara satu sama lain karena masing-masing dapat menerimanya dan mengorbankan kepentingan.
Hingga tiba pada satu hari datangnya ketentuan Allah yang tidak dapat diubah oleh siapa pun. Hari itu merupakan hari kerja. Agenda saya di kantor amat sibuk, bertemu dengan beberapa orang pelanggan dan menyelesaikan beberapa tugas yang perlu disiapkan pada hari tu juga. Pukul lima petang saya bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Lelah dan letih tidak dapat digambarkan. Sampai di rumah, saya lihat suami telah pulang lebih dahulu. Dia telah membersihkan dirinya dan sedang menemani anak-anak, bermain-main dan bergurau senda. Dia kelihatan sungguh gembira pada pada petang itu. Saya begitu terhibur melihat mereka, karena suasana seperti itu jarang terjadi pada hari kerja. Maklumlah masing-masing lelah.
Suami sadar bahwa saya amat lelah pada hari itu. Oleh itu dia meminta agar saya tidak memasak, sebaliknya mengajak kami makan di sebuah restoran makanan laut di pinggir pelabuhan. Dengan senang saya dan anak-anak menyetujuinya. Kami pulang ke rumah agak lewat, kira-kira jam 11 malam. Kami berbincang-bincang sepanjang waktu ketika makan, bergurau-senda dan saling menggoda. Seperti tiada hari lagi untuk esok. Selain anak-anak, suami sayalah orang yang kelihatan paling gembira dan paling banyak berbicara pada malam itu.
Hampir jam 12 malam barulah masing-masing merebahkan badan di tempat tidur. Anak-anak yang kekenyangan segera mengantuk dan lelap. Saya pun hendak melelapkan mata, tetapi belaian lembut suami mengingatkan saya agar tidak tidur lagi. Saya coba menguatkan diri melayaninya, tetapi diri saya hanya separuh saja terjaga, separuh lagi tidur. Akhirnya saya berkata kepadanya sebaik dan selembut mungkin, “Abang, Zee terlalu lelah,” lalu saya menciumnya dan memberi salam sebagai ucapan terakhir sebelum tidur. Sebaliknya suami saya terus merangkul tubuh saya. Dia berbisik kepada saya bahwa itu adalah permintaan terakhirnya. Namun kata-katanya itu tidak meresap ke dalam hati saya karena saya telah berada di alam mimpi. Suami saya perlahan-lahan melepaskan rangkulannya.
Keesokan harinya di kantor, perasaan saya agak tidak menentu. Seperti ada masalah yang tidak selesai. Saya menelepon suami, tetapi tidak dijawab. Sampai saya dapat panggilan telepon yang tidak disangka sama sekali - panggilan dari pihak polisi yang menyatakan suami saya mengalami kecelakaan dan saya diminta segera ke rumah sakit. Saya bergegas ke rumah sakit, tetapi segala-galanya sudah terlambat. Allah lebih menyayangi suami saya dan saya tidak sempat bertemu dengannya.
Meskipun saya ridha dengan kepergian suami, tetapi perasaan bersalah tidak dapat dikikis dari hati saya karena tidak melayaninya pada malam terakhir kehidupannya di dunia ini. Hakikatnya itulah pahala terakhir untuk saya sebagai seorang isteri. Dan yang lebih saya takuti sekiranya dia tidak ridha terhadap saya pada malam itu, maka saya tidak berpeluang lagi untuk meminta maaf padanya. Sabda Rasulullah s.a.w, “Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, tiada seorang suami yang mengajak isterinya tidur bersama di tempat tidur, tiba-tiba di tolak oleh isterinya, maka malaikat yang di langit akan murka kepada isterinya itu, hingga dimaafkan oleh suaminya.” Hingga kini, setiap kali saya teringat padanya, airmata saya akan mengalir ke pipi. Saya bermunajat dan memohon keampunan pada Allah. Hanya satu cara saya pikirkan untuk menebus kesalahan itu, yaitu dengan mendidik anak-anak agar menjadi mukmin sejati. Agar pahala amalan mereka akan mengalir kepada ayah mereka. Hanya itulah pengabdian yang dapat saya berikan sebagai isterinya. Itulah harapan saya … semoga Allah perkenankannya. “
(Sebuah Kisah nyata dialami oleh seorang isteri, Faizz di Malaysia)
Selasa, 12 Mei 2009
Brownies Kukus
Bahan A:
6 bt kuning telur
5 bt putih telur
150 gram gula pasir
8 gram tbm(starlet)
1/2 sdt esens vanila
Bahan B :
150 gram mentega
125 gram coklat compound dark
Bahan B dilelehkan di atas api sampai cair
Bahan C :
140 gram terigu
20 gram coklat bubuk
1/2 sd teh baking powder
Cara Membuat :
1. Bahan A dikocok sampe mengembang kira-kira 10 menit
2. Masukkan Bahan B kemudian Bahan C dikocok dengan kecepatan sedang sampai rata
3. Masukkan ke dalam loyang brownies ukuran 30×10x4 cm sebanyak 2 loyang
4. Tabur bahan D
5. Kukus selama 25 menit
6. Siap disajikan
Selamat Mencoba
Cap Cay
Wortel 1 bh, potong serong.
Kol, 2 lbr potong kotak besar.
Kapri 10 lbr
Jagung muda(baby corn) 5 bh dipotong serong.
Daun bawang 2 btg potong serong.
Bakso ikan 5bh belah 2.
Udang 6 bh belah punggung
Cumi 1 bh dipotong kotak dan buat gurat-gurat.
Bawang putih 3 siung dimemarkan.
Kecap asin 2sdm
Saus tiram 1sdm
garam, merica, gula secukupnya.
air 300cc
Tepung sagu 1 sdm untuk mengentalkan.
Cara memasak:
Tumis bawang putih sampai kekuningan, masukkan udang dan cumi aduk sampai berubah warna.
Masukkan bakso, kol, wortel, jagung muda, dan semua bumbu beri air, tutup wajan 3-4 menit, aduk sampai semua matang lalu kentalkan dengan air tepung sagu.
Ayam Kecap
Doa Sang Guru
Sang guru berdoa semoga hari ini penuh rahmat Allah bagi mereka
Ketika ada kabar seorang siswa yang sakit
Sang guru berdoa semoga dia segera mendapatkan kesembuhan
Ketika beberapa siswa mulai kehilangan konsentrasi,
Sang guru memintanya berwudhu, semoga percikan air memberikan kesegaran untuk berpikir
Ketika ada siswa mulai kehilangan motivasi belajar
Sang guru berdoa semoga pikirannya dijauhkan dari kebodohan dan jiwanya bangkit dari kemalasan
Ketika ada siswa yang berperilaku begitu manja
Sang guru berdoa semoga dia bisa mandiri tanpa kekurangan kasih sayang
Ketika ada siswa melontarkan kata-kata kotor
Sang guru berdoa semoga dia bisa menjaga lisannya di lain waktu
Ketika ada siswa membanting pintu dengan marah
Sang guru berdoa semoga dia bisa belajar tentang kesabaran
Ketika ada siswa bersikap tidak menghargai sehingga begitu menyakitkan hati
Sang guru berdoa semoga dia mendapat hidayah Allah untuk berubah baik
Ketika ada siswa yang tampak tertekan karena sebuah peristiwa
Sang guru berdoa semoga Allah mengilhamkan kesabaran
Ketika ada siswa menyendiri dengan kesedihannya
Sang guru berdoa semoga rasa duka segera berlalu dari hatinya
Ketika ada siswa duduk terpekur dengan tersedu-sedu
Sang guru mendekat sambil berdoa semoga Allah menjauhkannya dari musibah
Ketika banyak siswa bermain riang gembira di lapangan
Sang guru berdoa semoga kebahagiaan senantiasa meliputi hari-hari mereka
Ketika ada siswa menyerahkan tugasnya dengan bangga
Sang guru berdoa semoga dia memiliki semangat untuk terus berkarya
Ketika ada siswa mencetak sebuah prestasi
Sang guru berdoa semoga Allah mengilhamkan rasa syukur dihatinya
Ketika ada siswa yang sinar matanya dimabuk cinta
Sang guru berdoa semoga cinta terbesarnya tetap untuk Penciptanya
Ketika ada siswa yang begitu istiqomah ibadahnya
Sang guru berdoa semoga dia mendapatkan surga di akhiratnya
Ketika ada siswa menuliskan kalimat ‘Semoga ustadah selalu dirahmati Allah’
Sang guru berdoa semoga dia dirahmati Allah sepanjang hidupnya.
Sebuah Catatan Shalawat
Kepada beliau yang telah membacakan ayat-ayat-Mu, yang membersihkan jiwa kami, yang mengajarkan kami Al Kitab dan Al Hikmah.
Kepada beliau yang menjadi pemberi kabar peringatan, penyeru kepada agama Allah, dan yang menjadi cahaya penerang, serta pembawa kabar gembira.
Kepada beliau yang Engkau utus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Muhammad...
Kepada beliau yang telah memberikan teladan baik dalam setiap sisi kehidupan.
Kepada beliau yang telah mengajarkan bagaimana menjadi hamba Allah dengan bersyukur, bersabar, beribadah, berikhtiar, dan berserah diri pada-Mu.
Kepada beliau yang menunjukkan bagaimana menjadi anak, suami, istri, ayah, saudara, sahabat, tetangga, guru dan pemimpin yang baik.
Kepada beliau yang menuntun kami menuju jalan yang Engkau ridhoi.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Muhammad...
Kepada beliau yang paling lembut dan berlapang dada di antara manusia, paling halus budi pekertinya, paling baik akhlaknya dan paling indah pergaulannya.
Kepada beliau yang mengalahkan hak-hak dirinya selama bukan hak Allah, memaafkan orang yang mendzaliminya, mengusirnya dari tanah airnya, menyakitinya, mencaci makinya dan bahkan yang memeranginya.
Kepada beliau yang memiliki naskah terlengkap dari semua kebajikan yang ada pada diri para utusan Allah sepanjang sejarah dan sosok pribadi cemerlang, sebagaimana cemerlangnya galaksi di jagad raya.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Muhammad...
Kepada beliau yang penuh cinta kasih kepada kami, umatnya.
Kepada beliau yang telah berjanji akan memberi syafaat di hari kiamat nanti
Kepada beliau yang selalu mendoakan umatnya dengan linangan airmata sepanjang malam.
Kepada beliau yang tetap memikirkan kami di saat ajal menjelang dengan kalimat : ummati...ummati...ummati
Semoga beliau dapat mendengar kerinduan kami untuk berjumpa dengannya, seperti senandung kerinduan umatmu saat ini,
Rindu kami padamu, ya rasul.
Rindu tiada terperi.
Berabad jarak darimu ya rasul
Serasa dikau disini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Sanggupkah kami membalas cintamu secara bersahaja
Untuk Maulid Nabi Muhammad 1428 H
Surabaya, 2 April 2007
Surat dari Rabb-ku
Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap. AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk.
Disuatu tempat engkau duduk disebuah kursi selama 15 menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berpikir engkau akan berbicara kepadaku tetapi engkau berlari ke telephone dan menelephone seorang teman untuk mendengarkan gossip terbaru. AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menantimu dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berpikir engkau terlalu sibuk mengungkapkan sesuatu kepadaKU.
Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja disekitarmu dan melihat beberapa teman berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum mereka menyantap rezeki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya. Yah tidak apa-apa masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus engkau kerjakan. Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, AKU tidak tahu apakah engkau suka menonton TV atau tidak. Hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali AKU menantimu dengan sabar saat engkau menonton TV dan sambil menikmati makananmu, tetapi kembali engkau tidak berbicara kepadaKU.
Saat tidur KU pikir engkau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, engkau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU engkau sebut. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang engkau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, doa, pikiran atau ucapan syukur dari hatimu. Baiklah engkau terbangun kembali dan kembali AKU menantimu dengan penuh kasih, bahwa hari ini kau akan memberikan sedikit waktu untuk menyapaKU.
Tapi yang AKU tunggu …., tak jua kau menyapaKU, dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hingga hari berganti hari kau masih mengacuhkan AKU. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU.
Apakah salahku padamu ? rizki yang AKU limpahkan, kesehatan yang AKU berikan, harta yang AKU relakan, makanan yang AKU hidangkan, anak-anak yang AKU rahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU? Percayalah AKU selalu mengasihimu dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaku, memohon perlindunganKU dan bersujud menghadapKU.
Yang selalu menyertaimu setiap waktu,
ALLAH SWT
Bu Indra 0309 - Sakit di Musim Hujan
Apalagi di daerah yang rawan banjir, berbagai penyakit itu biasa menyambangi. Jika banjir hanya menggenangi selama beberapa hari, akan menyebabkan kutu air, flu dan ISPA. Tetapi jika air menggenang cukup lama, biasanya menyebabkan diare karena kurangnya sanitasi yang bersih di lingkungan sekitar.
Penyakit yang biasa menyambangi kita sewaktu musim penghujan atau peralihan musim tiba ialah flu atau dalam bahasa yang lebih awam ialah masuk angin. Meski demikian, influenza menjadi “langganan” sewaktu musim penghujan, dan kerokan menjadi solusi paling awal untuk “mengeluarkan” angin. Namun jika setelah beberapa hari kemudian gejala flu tersebut tidak kunjung sembuh, sebaiknya memeriksakan diri ke puskesmas atau klinik terdekat.
Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan termasuk hidung, tenggorokan, saluran bronkial dan paru-paru. Meskipun umum disebut flu, influenza tidak sama dengan virus perut yang menyebabkan diare dan muntah. Di Indonesia, influenza umumnya banyak terjadi saat pergantian musim kemarau ke musim hujan dan sepanjang musin hujan. Setiap orang bisa terkena sakit flu, tetapi anak kecil, orang lanjut usia, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan mereka yang memiliki penyakit kronis umumnya lebih mudah diserang.
Untuk mencegah beberapa penyakit, sebaiknya sering melakukan cuci tangan. Sebagian virus flu menyebar lewat kontak langsung, jadi usahakan untuk mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan kalau bisa dengan air hangat. Jangan menyentuh wajah, karena biasanya virus flu masuk ke tubuh lewat mata, hidung atau mulut. Jadi usahakan jangan terlalu sering menyentuh bagian muka.
Selain itu, konsumsi makanan yang mengandung phytochemical. Phytochemical adalah bahan kimia alami yang ada pada tumbuhan yang memberi vitamin pada makanan. Zat jenis ini terdapat pada buah dan sayur segar berwarna hijau, merah dan kuning gelap, jadi usahakan memperbanyak konsumsi makanan jenis ini. Juga usahakan minum banyak air. Air berfungsi mengangkat racun-racun yang ada dalam tubuh. Orang dewasa membutuhkan delapan gelas air dalam sehari, sehingga usahakan untuk banyak minum air putih untuk mengangkat racun-racun di dalam tubuh.
Untuk mencegah demam berdarah (DBD), rajin-rajinlah membersihkan selokan, bak-bak air tadah hujan, dan menyiangi kebun untuk menghindari nyamuk berkembang biak. Usir nyamuk dengan obat nyamuk sebelum tidur, atau bisa juga dengan menggunakan obat nyamuk gosok.
Sementara itu diare biasanya muncul pada saat hujan turun setiap hari, ketika selokan-selokan yang tersumbat meluap dan membawa parasit cacing serta amoeba. Untuk mencegah diare, biasakan pula menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dan kaki setelah bepergian. Kenakan alas kaki untuk mencegah penyebaran kotoran atau parasit masuk lewat kulit. Agar tidak terkena penyakit diare, dapat diusahakan dengan cara menjaga pola makan, istirahat, dan olahraga
Bu Indra 0209 : Ada Partisipan Cilik!
1. Boraks
Boraks merupakan bahan kimia yang digunakan industri keramik dan kaca. Boraks disalahgunakan untuk pembuatan makanan seperti mie, bakso, kerupuk, dan lontong. Penambahan boraks dilakukan agar makanan dihasilkan kenyal. Mie dengan boraks bertahan hingga 3 hari. Kerupuk dengan boraks akan mekar ketika di goreng. Boraks merupakan bahan kimia yang berbahaya karena dapat menimbulkan gejala keracunan dengan keluhan muntah-muntah, diare, dan bisa juga menyebabkan kematian.
2. Formalin
Formalin merupakan bahan untuk mengawetkan sampel biologi atau mayat. Formalin disalah gunakan pada pengawetan bahan makan seperti tahu, mie basah, dan bakso. Mie basah dengan formalin dapat bertahan selama 1 minggu. Formalin juga untuk melumuri ikan dan ayam potong agar kelihatan tetap segar. Formalin dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, menyebabkan muntah darah, kejang-kejang, kesulitan bernafas, dan merasa tercekik.
3. Asap rokok
Asap rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat merusak kesehatan. Asap rokok terdiri atas partikel-partikel dan TAR yang berasal dari uap minyak tembakau yang terbakar, kemudian menempel di seluruh dinding saluran pernafasan dan paru-paru. Jika menempel di dinding saluran pernafasan dan paru-paru yang masih bersih, terjadilah gatal dan batuk. Perokok aktif dan pasif (orang yang disekitar perokok) tidak akan batuk karena dinding saluran pernafasan dan paru-paru sudah terbiasa dengan asap rokok sehingga terlapisi oleh debu karbon dan uap minyak TAR.
Merokok dapat menyebabkan penyempitan pemuluh darah (Artherosklerosis) dan penyakit jantung koroner serta merubah fungsi metabolisme, seperti naiknya kadar gula, naiknya kadar asam lemak, kerusakan sel reproduksi pria dan wanita (impoten dan kemandulan), meningkatnya jumlah bayi prematur, dan menurunnya berat badan bayi waktu lahir. Selain itu merokok juga mengakibatkan kanker saluran pernafasan, mengganggu produksi kelenjar lender yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit faringitis kronis, laringitis kronis dan bronchitis kronis (ditulis oleh Rina)