Senin, 26 Oktober 2009

Menata Ulang Niat Bekerja

Pada hari Senin ini, dimana orang-orang biasa mulai bekerja setelah jeda libur 1 atau 2 hari, aku ingin berbagi tentang sebuah tuntunan. Aku baca dari buku "The Ultimate Psychology. Psikologi Sempurna Ala Nabi Saw" buah karya Muhammad Ustman Najati.
Suatu hari, Rasulullah dusuk bersama para saharabatnya. Lantas mereka melihat ada seorang pemuda yang sangat kuat pergi dari rumahnya pagi-pagi sekali untuk bekerja. Maka orang-orang berkata, Celakalah pemuda ini. Andai saja masa muda dan kekuatannya dipergunakan di jalan Allah". Maka Rasulullah bersabda, "Jika ia keluar untuk anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah. Jika ia keluar bekerja bagi kedua orangtuanya yang telah lanjut usia, maka ia berada di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya agar tidak meminta-minta, maka ia berada di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk keluarganya, maka ia berada di jalan Allah. Namun jika ia bekerja untuk membanggakan diri dan untuk tujuan menimbun harta, maka ia berada di jalan Thagut. HR Ath-Thabrani, kualitas sanadnya dhaif.

Meskipun ini adalah hadits kualitas lemah, para ulama bersepakat bahwa hal ini masih bisa diamalkan. Maka hari ini pun aku bertanya lagi pada diriku sendiri : untuk apa aku berangkat pagi-pagi bekerja. Aku masih ingat ketika selesai kuliah, aku bertekad : aku harus bekerja, segera, dengan bekal ijazah S1 ini, sebab aku ingin mandiri secara finansial, setelah menggantungkan 22 tahun hidupku pada orangtua. Niat ini kembali direvisi pasca-pernikahan. Teringat jelas patron dari suami : jangan sekali-kali meniatkan bekerja untuk mencari uang, karena mencari nafkah itu tugas suami. Ketika berkangkat bekerja, berniatlah untuk mengamalkan ilmu agar bermanfaat buat orang banyak, mengembangkan dirimu, menambah ilmu agar barokah. Insya Allah, aku selalu berusaha teguh memegang niat ini. Mudah-mudahan Allah selalu melindungi. Amin.
Nah, waktu aku membaca hadits ini, termenunglah diriku...Pernahkan aku bekerja dengan niat berbangga diri. Ungkapan : aku gitu lho! Astagfirullah...Sebagaimana sifat hati yang mudah terbolak-balik, kusadari ternyata pernah juga aku berbangga diri, dan ini jalan THAGUT! Astagfirullah...Ya Allah bimbinglah hamba-Mu ini di jalan yang lurus.Amin

Senin, 12 Oktober 2009

Hubbul Iman (tertulis setahun yang lalu)

Beberapa hari yang lalu, saya berdiskusi dengan seorang teman sesama ibu rumah tangga. Saya menyatakan bahwa pernikahan itu sungguh adalah sebuah tanda kebesaran ALLAH…begitu banyak kejadian yang merupakan karunia datang setelah kita menikah…Ketika dahulu masih sendiri, mungkin ada teman-teman dekat dan keluarga yang begitu memperhatikan kita, tetapi pasangan hidup kita adalah seseorang (yang mulanya orang lain) kemudian menjadi begitu perhatian dan mencurahkan segala yang dia miliki untuk kebaikan pasangannya. Tidakkah itu suatu tanda kebesaranNYA?

Betapa indahnya ketika menghayati bahwa dengan menikah itu adalah sebuah kesempatan untuk semakin dekat dengan Sang Pencipta. Betapa tidak? Ketika keindahan, kebahagiaan yang dirasakan maka kepada siapa kita ingat untuk bersyukur? Tentu kepada Allah SWT yang telah menjadi penyebab ini semua mungkin terjadi. Ketika masalah-masalah ringan, masalah-masalah besar mulai datang, maka kepada siapa kita akan mengadu kalau tidak kepada Allah..sebab mengadu pada sesama manusia hanya akan menambah malu dan sekaligus menambah dosa. Oleh sebab itu, ketika waktu bergulir dalam kehidupan pernikahan dengan segala dinamikanya maka tiada lain itulah datangnya kesempatan untuk semakin mendekat pada-NYA…

Maka teringatlah sebuah nasihat dari sahabat lamaku : Wahai para wanita, jika dulu bakti pertamamu pada sesama manusia (setelah ketaatan pada Allah tentunya) adalah kepada kedua orangtuamu, maka sejak engkau menikah, bakti pertamamu adalah kepada suamimu. Dan tahukah enagkau, ketaatan seorang istri pada suaminya adalah salah satu jalan menuju surga Allah…Subhanallah…

Berbakti pada orangtua pastilah dilandasi dengan cinta, begitu pula taat pada suami pastilah dilandasi cinta. Tapi tentunya, cinta kepada orangtua berbeda dengan cinta kepada suami.
Orangtua adalah seseorang yang kita kenal sejak masih kecil, yang sepanjang hidup, kita rasakan jasa-jasanya, segala kebaikannya dalam melimpahkan kasih sayangnya pada kita, yang darahnya mengalir di dalam darah kita. Maka, mencintai dan kemudian berbakti pada orangtua bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan…Seolah-olah sudah menjadi respon alamiah dalam jiwa kita untuk membahagiakan mereka. Sahabatku bilang, dalam kajian Islam ini disebut HUBBUL FITRIYAH, cinta yang berasal dari fitrah manusia.

Suami, pada mulanya adalah orang lain, yang mungkin baru kita kenal menjelang menikah. Dimana sebagian besar gambaran dirinya yang asli baru kita ketahui setelah menikah…Dan bahkan, dengan latar belakang yang berbeda kemudian perbedaan selalu muncul dalam keseharian sehingga yang muncul adalah gesekan-gesekan. Lalu bagaimana caranya melakukan ketaatan pada sosok suami dengan kondisi demikian. Sungguh, hanya bekal iman kepada ALLAH yang akan memudahkan proses itu. Keyakinan bahwa pasangan hidup kita, yang telah mulai dengan sebuah perjanjian akad nikah di depan ALLAH, adalah sosok terbaik yang dipilih oleh ALLAH untuk kita. Keyakinan bahwa dengan berbuat baik terhadap istri adalah amanah dari ALLAH yang harus dipertanggung jawabkan di akhirat. Keyakinan bahwa ketaatan pada suami adalah bentuk ibadah mulia, yang akan mengantar para wanita menuju surga.

Dengan adanya hati yang mudah terbolak-balik dan iman yang biasa naik turun, cinta pada pasangan juga bisa mengalami pasang surut. Jikalau iman kita pada ALLAH sedang baik, insya Allah ketaatan kepada suami akan menjadi sesuatu yang mudah, cinta kepada istri menjadi sesuatu yang indah. Tetapi jikalau iman kita pada ALLAH sedang turun, maka ketaatan itu menjadi sesuatu yang sulit..cinta kepada istri menjadi suatu beban…Sahabatku bilang, cinta pada suami ini disebut HUBBUL IMAN, cinta yang dilandasi dengan iman kepada ALLAH.

Oleh karena itu, setiap kali teringat kita perlu panjatkan doa agar keimanan kita bisa meningkat, tidak sampai turun, agar kita bisa pertahankan cinta kita pada pasangan hidup kita hingga di akhir hayat…seraya terus bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan ALLAH, serta bersabar atas setiap masalah yang datang…sebab masalah-masalah itulah yang menguji keimanan kita, sehingga ketika kita bisa melampauinya maka derajat keimananan kita akan meningkat juga…Amin..Allahuma Amin.

Senin, 07 September 2009

Mengejar Baiti Jannati (2)

Memilih rumah telah diputuskan, maka sekarang adalah tahapan untuk melakukan pembayarannya. Andaikan saja, punya cukup uang..untuk kepraktisan, tentunya sebagian besar orang akan lebih suka membeli apapun dengan cara TUNAI. Namun jika perlu bantuan dalam bentuk pinjaman, tentunya butuh persiapan lain. Umumnya, pinjaman besar untuk membeli rumah ini dilayani oleh bank, maka kami pun memutuskan cara yang sama. Buat siapa saja yang akan dan sedang mencari rumah, mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat sebagai pertimbangan. Memang benar pengalaman itu adalah pelajaran berharga, pengalaman yang melahirkan tips-tips ini...TIPS LANCAR MENGURUS KPR :
  • Pertimbangkan Bank yang Dipilih. Yang jelas dikotominya, silakan pilih antara bank konvensional atau bank syariah, jelas keduanya beda. Produk KPR pada perbankan konvensional difahami sebagai Kredit Perumahan Rakyat yang akadnya didasarkan pada prinsip pinjam-meminjam dengan memanfaatkan bunga sebagai variabelnya. Pihak bank mengucurkan pinjaman bagi nasabah yang dimanfaatkan untuk keperluan KPR. Bank konven-sional mengambil keuntungan (profit) dari bunga pinjaman yang dikenakan kepada nasabah. Bank konvensional menetapkan bunga untuk setiap cicilan yang harus dibayar. Bunga yang dipraktekkan oleh perbankan konvensional merupakan riba yang ada dalam ajaran Islam, yaitu bagian dari riba nasi’ah. Sedangkan KPR yang dikembangkan oleh bank syariah dimaknai sebagai Ke-pemilikan Perumahan Rakyat yang mekanismenya didasarkan pada akad jual-beli (tabadduli). Dalam hal ini, bank syariah sebagai pihak penjual yang menjual produk KPR kepada nasabah. Sedang nasabah sebagai pihak pembeli. Karena prinsip yang digunakan dalam model ini adalah jual-beli, maka kelaziman pada akad jual-beli memungkinkan adanya proses tawar menawar antara pihak bank dengan nasabah. Keuntungan bank syariah pada produk KPR ini dalam bentuk margin penjualan yang dikenakan kepada pihak nasabah. Tingkat margin yang ditetapkan oleh bank syariah menjadi obyek pembeda yang memungkinkan antar bank syariah melakukan kompetisi dalam menentukan tingkat margin-nya. Bisa jadi, satu bank syariah mengambil margin keuntungannya lebih rendah dibanding dengan tingkat margin yang ada pada bank syariah lainnya, atau jika memungkinkan bisa kompetitif dengan tingkat bunga yang ditetapkan oleh perbankan konvensional. Biasanya, bank syariah dalam menjual produk KPR-nya menggunakan fasilitas pembiayaan murabahah yang memungkinkan nasabah untuk membayar KPR-nya secara angsuran. Di sini, ada unsur ta’awun (tolong-menolong) antara pihak bank syariah dengan nasabah. Nasabah tertolong oleh pihak bank syariah karena diberi keleluasaan membayar dengan melalui angsuran (cicilan). Sedang pihak bank tertolong dengan mendapatkan keuntungan (margin) dari penjualan KPR. Anda ingin tahu kami memilih apa? Kami ingin memenuhi tuntunan syariah Islam, jadi kami memilih Bank Syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Subhanalllah, ternyata juga mendapatkan keuntuangan finansial juga. Darimana itu, lihatlah tabel berikut :

  • Bangun Komunikasi Terbuka antara Penjual dan Pembeli. Kalau Anda sedang berurusan dengan Developer perumahan, maka bangunlah komunikasi yang baik dengan tim marketing maupun orang-orang dikantornya agar Anda dapat kemudahan dalam mengurus semuanya (Oiya, jangan lupa cek ke kantor REI-Real Estate Indonesia terdekat untuk tahu apakah developer ini legal atau ilegal, daripada Anda ditipu). Kalau Anda membeli rumah second, seperti yang kami lakukan, maka bangunlah komunikasi yang baik dengan pihak penjual. Urusan antara penjual-pembeli cukup rumit. Pertama, keterbukaan masing-masing pihak, baik penjual (dalam menjelaskan kondisi rumah sesungguhnya) maupun pembeli (mengenai kesanggupan pembayaran, dll). Kedua, tawar-menawar harga yang membutuhkan hubungan silarurahmi yang baik agar tercipta keikhlasan masing-masing pihak, sebisa mungkin dua-duanya sama-sama merasa untung. Ketiga, kesediaan masing-masing pihak untuk mengurus segala dokumen yang diperlukan, tentunya membutuhkan komitmen untuk meluangkan waktu untuk mempersiapkan dan mengeluarkan biaya-biaya. Keempat, tawar-menawar masalah peralihan rumah.
  • Siapkan Semua Dokumen Selengkap-lengkapnya. ini adalah bagian penting dari proses jual beli. Pengalaman kami sungguh menjadi pelajaran betapa pentingnya dokumen, karena hanya karena selembar kertas, segala urusan bisa tertunda. Baik, inilah sejumlah dokumen yang harus disiapkan : KTP Suami-Istri, Kartu Keluarga, Akta Nikah, Slip Gaji, Surat Keterangan Bekerja, Kartu NPWP-hayooo yang belum punya harus ngurus lhooo, Print-out rekening tabungan. Ingat pastikan, semua dokumen tersebut harus dalam keadaan hidup, hehehe masalah yang pernah jadi batu sandungan kami adalah kondisi KTP suami yang sudah habis masa berlakunya, yang baru kita ketahui menjelang realisasi KPR..musibah...akhirnya realisasi menunggu jadinya KTP yang baru. Nah kalau yang dibeli rumah second, maka semakin banyak persiapan dokumen, yaitu dokumen pihak penjual : KTP Suami-Istri, Kartu Keluarga, Akta Nikah, Kartu NPWP, Surat AKTA TANAH, SURAT IMB, dan SURAT PAJAK-bukti setoran & SPPTnya. Kok ya ini jadi pengalaman buat kami, Allah sedang menguji kesabaran mungkin. Pihak penjual ternyata belum punya Kartu NPWP, maka demi kelancaran...kami menawarkan diri untuk mengurusnya, bolak-balik ke Kantor Pajak. Ternyata juga, khusus rumah ini (dan beberapa rumah di kawasan RT tersebut) tidak terbit SPPT-nya, yang salah Kantor Pajak nggak ngeluarin SPPT-karena databasenya salah mungkin, malah kita warga negara yang TAAT PAJAK ini dibikin repot, sehingga pihak penjual harus mengurus dari RT-RW-Kelurahan-Kecamatan-Kantor Pajak. Wuihhh.
  • Siapkan Dana Cukup, so pastilah...Dari harga rumah yang telah disepakati, maka siapkan dana paling tidak 10% dari harga rumah tersebut untuk keperluan biaya-biaya. Lho, apa saja kok banyak ya? Pertama, untuk biaya administrasi bank, yaitu untuk keperluan survey rumah, administrasi KPR, asuransi kebakaran, asuransi jiwa, dll. Kedua, untuk biaya notaris, yaitu pemeriksaan dokumen di Badan Pertanahan, Pembuatan Akta Jual Beli, Pembuatan Akta Balik Nama, Pengurusan Pajak, dll. Ketiga, untuk biaya pajak. Nah loe...segala transaksi di negara ini menimbulkan pajak demi pemasukan bagi negara. Khusus untuk jual beli rumah, Pihak Penjual dikenai Pajak Penghasilan atas penjualan rumah tersebut, dan Pihak Pembeli dikenal Pajak Pengalihan Pemilikan Tanah. Jangan lupakan juga pengeluaran kecil-kecil semacam ini : beli materai untuk ini- itu, telepon untuk koordinasi-pasti membengkak lho!, fotokopi macem2 dokumen, transportasi ngurus ke sana-sini, hiks..capeknya...demi sebuah rumah nie...
  • Banyaklah Bertanya. Nah ini die, tips oke banget. Bingung itu bikin STRES, tahu belakangan sehingga merusak rencana dan rancangan yang sudah dibuat itu BETE. Maka kumpulkan informasi sebanyak-benyaknya sebelum mengambil keputusan apapun. Surfing di internet bisa membantu tapi bertanya pada orang yang sudah mengalami rasanya lebih sreg! Hal ini tentunya semata-mata memenuhi unsur penting dalam prinsip mengambil keputusan : KUMPULKAN DATA SEBELUM WAKTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
  • Berdo'a. Jika rumah itu menjadi rejeki Anda, Allah yang akan memudahkannya. Jika rumah itu bukan rejeki Anda, akan ada saja kesulitannya. Jika rumah itu rejeki Anda, tapi jalannya kok ya begitu sulit, itu tands Allah menyayangi Anda dan sekedar ingin menguji kesabaran Anda sebelum memberikan yang diinginkan. Indah, bukan...makanya selama proses ini berlangsung banyak berdo'a, agar keberkahan Allah selalu menyertai...

Selasa, 18 Agustus 2009

Marhaban Ya Ramadhan


Siapa yang tidak gembira jika pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup? Siapa yang mau menolak pahala dilipatgandakan? Tentu kita semua bahagia menyambut datangnya bulan mulia. Ramadhan mubarok. Selamat menunaikan ibadah Ramadhan 1430 H
Eko Ariyanto dan keluarga.

Selasa, 28 Juli 2009

Mengejar Baiti Jannati (1)

Dalam satu bulan terakhir ini, suamiku dan aku berkeliling ke penjuru Surabaya dan Sidoarjo untuk mencari rumah. Entah malaikat apa yang membisikkan wangsit ini pada suamiku, yang dengan begitu semangatnya : ayo, cari rumah. Masih teringat setahun yang lalu kami melakukan hal serupa, namun akhirnya rumah yang sudah dipesan ke sebuah developer dan sudah 80% jadi itu DIJUAL.

Perjalanan mencari rumah menjadi sarana untuk menguji kebersamaan suami-isteri. Pertama soal waktu, kami sama-sama bekerja sehingga sisa waktu luang tidak cukup banyak. Selain itu, di rumah masih mananti pekerjaan rumah tangga, di kampung ada amanah, di masjid ada amanah, di hari libur ada saja pihak yang membutuhkan waktu, ya saudara ya teman. Jadi, masing-masing harus mengelola waktu dengan baik. Kedua soal perbedaan pendapat, namanya juga dua orang berbeda, memilih rumah yang pertimbangannya beda, akhirnya berselisih pendapat juga, yang begini cukup menguras energi. Tapi, komitmen sedang kuat, bukan sekedar untuk ’aset kekayaan’ tetapi membeli rumah artinya membeli sebuah ’kesempatan untuk menjadi dewasa’. Dengan membeli rumah, kami bisa ’membeli’ sebuah proses untuk mengambil keputusan sekaligus ’membeli’ kesempatan untuk berlatih menyelesaikan masalah secara mandiri.

Nah, ketika berkeliling mencari rumah itulah banyak hal yang kami pelajari, fuihhhh. Anda ingin tahu, apa pertimbangan kami dalam memilih rumah
  1. HARGA..tentu saja rumah yang dibeli harus sesuai dengan kemampuan finansial kami. Begitu dapat bagus tapi mahal, ya minggu dulu dong....Kalau dapat yang sesuai kemampuan kami, barulah ditelusuri pertimbangan berikutnya.
  2. LOKASI...Beberapa teman kami memilih lokasi yang cukup jauh dari tempat kerja, dan sungguh kami sering merasa iba pada mereka. Jam berapa mereka berangkat, betapa panjang jalan yang harus dilalui, betapa banyak waktu yang dihabiskan di jalan, betapa lelah selama di jalan, dst...Maka, setiap kali akan melakukan survey calon rumah, kami selalu menghitung jarak dan waktu tempuh (termasuk mencatat tingkat kemacetan jalan, deket tapi jalannya macet ya percuma dong!)
  3. LUAS TANAH DAN BANGUNAN...Hehe, seneng dong punya rumah yang luas, tapi yang luas pastinya mahal...Nggak perlu luas, asal cukup aja..Maka setiap kami punya data baru soal rumah, kami selalu melihat ukurannya berapa? Suamiku sudah berangan-angan bahwa di rumah kami ada ruang tamu yang cukup, sebab beberapa kali kami sebagai tamu pernah merasa risih jika bertamu di ruang sempit. Jadi kami akan berusaha untuk memberi kenyamanan pada tamu-tamu kami. Kami ingin punya kamar yang cukup, untuk keluarga, anak-anak, atau orang yang menginap. Kami ingin punya musholla di rumah. Dan kami juga ingin meluangkan sejumlah ruang untuk digunakan berwirausaha (Lha kok banyak syaratnya, ini yang bikin susah cari rumah!).
  4. STATUS TANAH...Ini dia juga penting, yang paling aman cari yang sudah SHM (Sertifikat Hak Milik) tinggal satu langkah..Balik Nama di Notaris. Nah kalo HGB (Hak Guna Bangunan), masih jadi opsi lumayan karena dua jenis sertifikat inilah yang layak untuk dijadikan jaminan KPR di Bank. Jangan sampai yang PETOK-D, susah n rumit nanti urusannya, apalagi yang model SURAT IJO, sama sulitnya...
  5. FAKTOR LAIN-LAIN...ini juga mendukung kita dalam mengambil keputusan. Misalnya lingkungan bebas banjir apa enggak-ini penting lho! surabaya kan rawan banjir, lingkungannya nyaman tidak untuk bertetangga (hayo...enak di kampung apa di perumahan?), ada masjid dengan aktivitas ibadahnya, ada jalur angkutan umumnya, ada fasilitas umum untuk anak, sekolah, pasar, toko, dan lain-lain.

Dengan pertimbangan itu, ya pantes lah kalau sulit cari rumah yang cocok. Sudah cocok sama harganya..eh, lokasinya jauh banget, sudah gitu rumahnya rungsep lagi. Udah cocok harga, lokasi, bentuk rumah, eh...di perkampuangan yang sepertinya kurang nyaman. Sudah cocok sama semunya, eh..karena nggak cepet-cepet di-booking, jadi sudah laku...keduluan dibeli orang lain...sedihnya...Sampai pada suatu titik : Ya Allah, jika sebuah rumah adalah rezeki kami, mudahkanlah untuk menemukannya. Subhanallah, akhirnya kok ya ada yang cocok...harga lumayan, murah nggak, mahal banget nggak juga, cukup dengan prediksi dana yang kita miliki dan kemampuan mng-KPR Bank dalam 10 tahun ke depan. Lokasi, Luas tanah, Status tanah oke...Maka ini saatnya mengambil keputusan, sebelum diambil orang lain. Bismillah...

Rabu, 22 Juli 2009

Pandai dan Sukses


Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahawa beliau berkata, ‘Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt. (HR. Imam Tirmidzi, ia berkata, ‘Hadith ini adalah hadith hasan’)
Rasulullah mengajarkan, ‘Orang yang pandai (sukses) adalah yang mengevaluasi dirinya serta beramal untuk kehidupan setelah kematiannya.’ Pengajaran sederhana tentang pandangan hidup yang Rasulullah inginkan untuk dimiliki umatnya.
Seorang muslim tidak berwawasan sempit dan terbatas pada pemenuhan keinginan jangka waktu sesaat. Seorang muslim memiliki visi dan planing untuk kehidupannya yang kekal abadi. Orang yang pandai senantiasa evaluasi terhadap amalnya, beramal untuk kehidupan yang abadi. Pandai melihat diri demi peningkatan keperibadiannya. Begitu Rasulullah menjelaskan.
Rasulullah saw, juga memberitahukan bahwa ‘orang yang lemah’, yaitu orang yang mengikuti hawa nafsunya, membiarkan hidupnya tak bertujuan, tak punya arah, tidak ada amalan nyata, dan tak pernah memuhasabahi perjalanan hidupnya.
Orang yang lemah memiliki banyak angan-angan dan khayalan, ‘berangan-angan terhadap Allah .’ Sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi, : Dia (orang yang lemah), bersamaan dengan lemahnya ketaatannya kepada Allah dan selalu mengikuti hawa nafsunya, tidak pernah meminta ampunan kepada Allah , bahkan selalu berangan-angan bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Umar r.a. mengemukakan: ‘Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan bersiaplah kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (muhasabah) dirinya di dunia.
Maimun bin Mihran r.a. mengatakan: ‘Seorang hamba tidak dikatakan bertakwa hingga ia menghisab dirinya sebagaimana dihisab pengikutnya dari mana makanan dan pakaiannya’.
Kelak pada hari akhir setiap diri akan datang menghadap Allah swt. dengan kondisi sendiri-sendiri untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya. “Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” [QS. 19 : 95 ].
Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, ‘Tidak akan bergerak tapak kaki Ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara; umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana dipergunakannya, hartanya dari mana ia memperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, dan ilmunya sejauh mana pengamalannya.’ (HR. Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah ra, bahawa Rasulullah saw. bersabda, ‘Tahukah kalian siapakah orang yang muflis itu?’ Sahabat menjawab, ‘Orang yang muflis diantara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki perhiasan.’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang yang muflis dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) solat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa) menuduh, mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain. Maka orang-orang tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka. (HR. Muslim)

Sumber : http://diarymutiara.hadithuna.com/

Minggu, 14 Juni 2009


ImageChef.com Poetry Blender

From The Ahmad Fauzi's Note

Aku hanya punya satu ibu. tentunya begitu. Ibu bukan sosok yang pintar berpendidikan layaknya ibu kebanyakan teman-temanku. Bahkan SR (sekolah rakyatpun= jaman sekarang disebut SD) beliau tak mencicipinya. Tetapi beliau bagiku sosok besar yang sangat pandai memasak. Masakan-masakan yang tak pernah kucicipi di tanah Jawa ini. Beliau wanita hebat yang bisa memberiku kesempatan untuk kuliah tatkala ayahku tiada. Dan beliau, wanita satu-satunya yang bisa membuatku menangis dengan tangisan yang tak pernah aku lakukan. Aku menangis deras dan tak tertahankan kala kain kafan itu dikenakan di tubuh kurus (akibat sakit yang panjang). aduh mataku mulai berkaca-kaca lagi.
Ibu adalah wanita satu-satunya yang dicintai ayahku. Kala begitu banyak wanita yang sangat menyukai ayahku. Bahkan ada wanita yang datang dengan mengancam akan bunuh diri kala mereka hendak menikah. Tetapi ayahku tak bergeming. Cintanya hanya untuk wanita sederhana dan pemalu itu.
Ibu adalah kebalikan sifat ayahku. Jika ayah api, ibu adalah airnya. Jika ayah penuh dengan visi maka ibu sangatlah sederhana. Jika ayah marah dan hendak memukulku maka ibulah pembelaku. Saudara-saudaraku bilang aku adalah anak yang paling dilindungi ibu. Anak laki-laki tersayangnya. Seberapapun aku sangat nakal dimasa kecil. Betapapun mungkin dulu aku sering berkata yang tak pantas. Ayah dulu sering bilang aku adalah anak pintar dan sang juara. Ibu tidak pernah bilang begitu, dia hanya mengangkatku dari tempat tidur dan mengusap wajahku dengan lap basah agar aku bersemangat bersekolah.
Dibanding saudara yang lain, akulah yang paling sering ditanya mau makan apa hari ini. Maka berangkatlah ia ke pasar untuk memenuhi apa yang kuinginkan. Aku hanya sempat bercakap-cakap langsung dengannya Ramadhan lalu. Beliau sudah kehilangan begitu banyak kemampuan ingatannya. Stroke yang menyerang dari 2002 menjadi penyebabnya. Dan kemudian serangan kedua terjadi lagi beberapa tahun kemudian. Bila berjalan beliau terseok-seok karena kakinya membengkok. Tangan kanannya pun berkondisi yang sama. Rupanya cinta dan rindunya pada almarhum ayahanda menjadi pemikirannya siang dan malam. Dilemanya oleh kelakuan anak-anaknya yang ia usaha bendung dengan sekuat hati dan tenaganya.
Ibu, apalagi yang harus kutulis untuk menggambarkan betapa engkau adalah karunia Allah terbesar bagi kami. Di tengah kepikunannya pun dia masih bisa mengingat aku. Anak yang jauh di rantau. Yang pulang hanya 2 kali setahun. Itupun hanya barang satu atau dua minggu. Kala mendengar aku akan balik ke jawa. Dengan langkah terseoknya dia akan membuka isi lemarinya lalu membawakan beberapa pakaian dan menyuruhku membawanya. Aku sering kali menolaknya. lalu dengan senyum lucunya ia menyerahkan uang tak seberapa itu (yang mungkin diberikan saudara yang menjenguknya). Ia meminta aku membawa uang itu. Aku pun menolaknya. Aku bilang itu untuk ibu saja. sekali lagi dengan senyum lucunya dia bilang, "Ini buat ibu???..... terimakasih, ya." ahhhh dia lupa barusan saja dia hendak memberikan uang itu untukku dan sekarang dia mengingat seakan aku memberikan uang itu untuknya. Ibu... ibu.....
Maka episode haru itu dimulai hari minggu ini. Kala aku ditelepon aku kakak yang memintaku untuk bicara pada ibu. Hari itu ibu mendadak lumpuh total. Tak satupun kata yang mampu diucapkannya. Bila bernafas tampak sangat kesakitan. Kadang sadar kadang tidak. maka aku berbicara dan berbicara entah apa saja yang aku katakan. Semua tanpa aku tahu apakah beliau mendengar atau tidak. Aku terus bercerita di telepon sampai aku terkaget ketika masuk sms dari kakak bahwa ibu sudah tertidur.Lalu datanglah telepon kamis sore ini. Telepon yang mengagetkan.
Akhirnya aku tiba pada fase ini........................ mengajarkan ibu untuk mengucapkan kalimat LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASULULLAH. Aku harus terbang ke Denpasar. Teman-teman sekantor sangat membantuku untuk itu. Mencarikan dan memberiku hutangan untuk melunasi tiket pesawat yang nilainya hampir 2 juta itu. Terimakasih Pak Zaenal, Bu Nopia, Bu Yani dan Bu ilmi. Aku baru tiba di bandara ketika sms itu masuk. Dari kakak. isinya, "Asslkm. Jik kapan sampai di rumah, ibu sudah gak ada. from kakcah, 7:57pm 11/6/09
Tiba dirumah, semua saudara kakak dan adik memelukku erat. Ibu sudah berbaring. kurus sekali. Tapi sungguh sejak ibu sakit aku tidak pernah melihat wajahnya sesegar ini. Kata kakak, ibu pergi setelah mendengar aku akan terbang ke Bali. Tampaknya tuntas keinginannya semua anak-anak berkumpul. Ibu dimakamkan Hari jumat, 12 juni 2009 usai shalat jumat. makamnya bersebelahan dengan makam ayah. Disanalah tempat akhirnya ia beristirahat. Tak jauh dari kekasih tercintanya.
Ayah dan ibu, Doa kami akan selalu menyertaimu.

Syukur


ImageChef.com Poetry Blender

Kamis, 11 Juni 2009

KOMITMEN SEORANG MANUSIA PEMBELAJAR

Aku adalah pembelajar di “Universitas Besar Kehidupan” dimana aku berdiri sendiri berhadap-hadapan dengan Tuhanku : Allah Yang Maha Berkuasa Atas Segala Sesuatu, lalu merenungi hakikat penciptaanku di sana, aku akan melakukan ziarah, perjalanan ke dalam jiwaku

Aku adalah pembelajar di “Universitas Besar Kehidupan” dimana aku belajar untuk menerima tanggung jawab dengan pertama-tama berusaha menjadi diriku sendiri, dan bukan yang lain, serta menolak ditentukan, didikte, dipaksa oleh yang bukan “diriku” siapapun atau apapun itu

Lalu aku bertanya : Siapakah dan apakah aku ini? Darimana aku berasal dan kemanakah aku akan pergi? Apakah yang mampu dan harus aku lakukan? Apakah yang akan aku tinggalkan di dunia ini? Dan, kepada siapa aku harus percaya kalau bukan kepada-Nya?

Lalu aku berjanji : Aku akan mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dengan mencari pengetahuan diri sepenuh hasrat dengan merancang bangunan kehidupanku sendiri, dengan keberanian menyatakan perbedaan, dan merayakannya dengan mengatasi ketidakmampuan belajar dengan menjadi lebih manusiawi lalu setia sampai mati, yaitu suatu saat terindah dimana aku akan mengakhiri legenda pribadiku dan berjumpa dengan-Nya
(dipetik dari sebuah buku "Menjadi Manusia Pembelajar" karya Andrias Harefa)

Rabu, 10 Juni 2009

Adolescent Stress Management and Family Education : A Proposed Research


The years of adolescence are characterized by dramatic physical, cognitive, social, and emotional change initiated by the onset of puberty. The changes are associated with transformation in family relationship, peer relationship, and with the emergence and escalation of conflict between adolescent and their peers, and between adolescent and their parents. The changes impact adolescent’s conceptions and feeling about themselves and their relationship with others.


Previous researches stated that parent-adolescent conflicts increase during the middle of school years and involves the everyday activities in family. The other researches also stated that adolescent are strongly influenced by peers. These two environments are great stressors for adolescent. As the consequence, adolescent have to improve their stress management skills. Family and peers environment can be a stressor situation and also a chance for adolescent to learn stress management skills. The author believes that family environment has more impact on adolescent.


In other side, developmental tasks are common pattern to find ideal condition of human life in stages. The tasks have a role as guidance about what are supposed to do to conform in the society. In other words, developmental tasks can be a comparing standard to evaluate adolescent quality of psychological life.


This research will examine the pattern stress management skills of adolescent and their family education background. Specifically, this research will explore characteristic of adolescent family education background that build the adolescent stress management skills. As a comparing, this research will find the correlation between those two aspects with finishing developmental tasks in adolescence.


This research will be done as quantitative-qualitative study that examines adolescent stress management skills from some several family backgrounds. There will be some tools to collect the data such as structured interview, structured observation, measurement scales, and standardized inventory. This research will use multi-methods to analyze the data.
The author hopes this research will give a great contribution on to discipline of educational psychology in terms of importance family education aspect in adolescent maturity. The author also hopes that this research can be held in Indonesia because of the relevant improving researches and discourses about education in this country.


The author has explored the concept of stress management skills through some researches at graduate school. This research will be an opportunity to improve expertise in this topic. The author’s profession as a school counselor supports to explore the dynamic of education process, especially adolescent. The author realized that education system in Indonesia is left behind the other countries. It makes Indonesia has low quality of human resources that gives the impact to slow down the progress in Indonesia development. The research really concern of the education in Indonesia, hopefully this effort is a significance to be applied in Indonesia.

Meluruskan Niat dalam Sertifikasi Guru

“Pokoknya dapat sertifikat!”, teriak sekelompok guru dalam sebuah kegiatan seminar. Kalimat ini terlontar ketika beberapa hari yang lalu, sekolah kami menyelenggarakan Olimpiade Matematika Tingkat SMP se-Jawa Timur yang diikuti oleh lebih dari 700 regu dan kegiatan pendamping berupa seminar bertemakan Strategi Membina Tim Olimpiade yang diikuti lebih dari 300 guru. Fenomena kegiatan seminar-seminar untuk guru yang pesertanya membludak sedang marak sebab mereka mengejar perolehan sertifikat demi persiapan sertifikasi guru.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bertujuan untuk memperbaiki pendidikan nasional, baik secara kualitas maupun kuantitas. Undang-undang ini menetapkan kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sebagai suatu kesatuan upaya pemberdayaan guru. Sesuai dengan amanat undang-undang tersebut, Sertifikasi Guru memang harus dilakukan sebagai proses pemberian bukti formal yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Ketika seorang guru sudah mendapat sertifikat pendidik ini maka ada jaminan untuk mendapatkan imbalan yang layak, sehingga pekerjaan guru dapat dianggap sebagai pekerjaan yang profesional, menarik, dan kompetitif.

Sertifikasi Guru adalah sebuah program yang cukup menggemparkan dunia pendidikan. Berbagai kalangan menaruh harapan besar akan adanya perubahan kualitas pendidikan nasional namun tidak sedikit yang merasakan kegelisahan, terutama mengenai teknis pelaksanaan yang memungkinlah celah kecurangan sehingga tidak mewadahi tujuan yang sebenarnya.

Pada kenyataannya, proses sertifikasi guru dipandang berbeda oleh kalangan guru sendiri. Pernyataan yang sering didengungkan dalam obrolan sehari-hari, bahkan juga diskusi, seminar, workshop guru menunjukkan sudut pandang yang terlalu sederhana. Berikut ini gambaran pendapat yang sering beredar : “Dalam sertifikasi, guru-guru diminta mengajukan sebuah portofolio. Kemudian, portofolio yang berisi berbagai macam dokumentasi kerja seorang guru itu akan dinilai oleh Tim Assesor yang ditunjuk, kalau poin yang didapat dalam portofolio tersebut mencapai batas minimal, maka akan dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat guru. Jika tidak, kabarnya akan diberikan pelatihan dan boleh mengajukan sertifikasi pada periode berikutnya. Sertifikat guru yang telah dipegang dapat digunakan untuk mendapatkan imbalan kesejahteraan berupa 1 kali gaji. Harapannya dengan dukungan material atau finansial ini, guru-guru dapat bekerja lebih baik”.

Penulis sempat tercenung beberapa saat ketika kali pertama mendengar kalimat semacam itu dalam sebuah seminar guru. Terdapat sebuah keresahan dan kekhawatiran akan timbulnya hal yang tidak tepat dalam perjalanan sertifikasi guru. Penulis memandang ada beberapa hal yang perlu kita renungkan dari gambaran proses sertifikasi tersebut.

Pertama, proses sertifikasi belum menjadi jaminan peningkatan kualitas guru karena pada hakikatnya sertifikasi hanyalah alat untuk memetakan guru. Proses sertifikasi menghasilkan dua kategori yaitu guru yang lulus sertifikasi dan tidak lulus. Guru yang lulus sertifikasi dinilai memiliki kualifikasi sebagai pendidik, layak mendapat sertifikat, dan dianggap bisa menjalankan pekerjaan guru secara profesional. Guru yang tidak lulus dinilai belum memiliki kualifikasi sebagai pendidik, belum bisa mendapatkan sertifikat, dan dianggap belum bisa menjalankan pekerjaannya secara profesional sehingga perlu pembinaan lebih lanjut dalam bentuk pendidikan dan pelatihan. Dengan asumsi bahwa penilaian yang dilakukan para assesor dengan menggunakan metode portofolio adalah sebuah proses yang terpercaya dan akurat maka masih tersisa satu masalah lain. Kegiatan tindak lanjut berupa pendidikan dan pelatihan menjadi peluang untuk membantu peningkatan kualitas kompetensi pendidik, bahkan proses inilah yang perlu dikawal. Maka, apakah desain pendidikan dan pelatihan ini sudah disiapkan dengan baik?

Kedua, metode yang dipilih untuk meningkatkan kualitas guru melalui Sertifikasi Guru adalah memberikan jaminan kesejahteraan berupa imbalan 1 kali gaji. Pilihan ini didasari harapan bahwa dengan dukungan material atau finansial, maka guru-guru dapat bekerja lebih baik dan pekerjaan guru dapat dianggap sebagai pekerjaan yang profesional, menarik, dan kompetitif. Dalam kajian motivasi, cara ini adalah sebuah pilihan untuk meningkatkan motivasi sumber sumber daya manusia dari sisi ekstrinsik. Pemberian reward dari pihak luar diri memang dapat memunculkan motivasi dan menggerakkan seseorang untuk meraihnya, tetapi motivasi ekstrinsik sulit untuk bertahan dalam jangka waktu lama. Adakah jaminan setelah penambahan penghasilan akan serta merta membuat guru merasa puas sehingga lebih fokus dalam meningkatkan kualitas diri?

Berikut ini pertanyaan dan pernyataan menggelitik dari kalangan guru sendiri terkait dengan sertifikasi guru. ”Ayo ikut seminar, nanti dapat sertifikat lho!”, begitulah kira-kira komentar sekelompok guru yang sedang mempersiapkan diri untuk proses sertifikasi. ”Saya mau membuat penelitian, kan poinnya besar dalam penilaian sertifikasi” kata guru lainnya. ”Bolehkah minta surat keterangan untuk kegiatan-kegiatan mendampingi siswa karena itu juga ada poinnya lho” sahut yang lain.

Sejak ada proses sertifikasi guru, kegiatan seminar yang paling membosankan pun diikuti oleh banyak orang jika ada sertifikatnya. Guru-guru berburu sertifkat dengan mengikuti berbagai kegiatan baik yang bernama seminar, pelatihan, workshop, dan lain-lain. Bahkan banyak juga yang rela membayar mahal untuk kegiatan-kegiatan itu. “Saya bayar saja ya, tapi tidak bisa datang, nanti sertifikatnya dikirim saja ke sekolah”. Sikap-sikap ini sangat memalukan nama baik profesi guru karena hanya demi mendapatkan poin yang cukup dalam sertifikasi mereka menempuh cara-cara yang tidak etis. Di sisi lain, betapa banyak energi yang dikeluarkan untuk mengejar persiapan sertifikasi sehingga bisa saja kegiatan utama di sekolah terbengkalai dan kemudian kegiatan mengajar menjadi sebuah proses untuk menggugurkan kewajiban saja tanpa pemaknaan yang berarti.

Ketiga, seperti tampak dari cerita di atas, proses sertifikasi guru yang menggiurkan karena tawaran berupa tambahan 1 kali gaji itu membuat para guru bersemangat beraktivitas namun bisa juga mengurangi keikhlasan dalam bekerja. Sikap seperti inikah yang akan diteladani oleh siswa kita? Bukankah para guru tidak hanya bertugas memberikan pengetahuan kepada siswa tapi juga berkewajiban memberikan penanaman nilai dan pendidikan karakter kepada siswa. Perilaku-perilaku guru yang kurang beretika dalam mengejar sertifikasi bukanlah sebuah contoh yang mendidik bagi anak-anak kita. Maka selanjutnya, fenomena sertifikasi guru hanya akan menambah daftar kesempatan merosotnya kualitas pendidik kita.


Life is always like two sides of coin. Dalam kehidupan ini selalu ada dua sisi antara kebaikan dan kebalikannya. Program peningkatan kualitas pendidikan dengan penetapan kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sebagai suatu kesatuan upaya pemberdayaan guru ternyata juga bisa melahirkan efek samping masalah-masalah yang mungkin menimbulkan kemorosotan kualitas pendidikan kita. Ketika kita memiliki kesadaran akan masalah ini, kita masih bisa melakukan antisipasi. Kita sebagai insan dalam dunia pendidikan memegang amanah untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Marilah kita menata diri, meluruskan niat, dan membangun keikhlasan hati dalam mengikuti sertikasi guru. Semoga segala usaha untuk persiapan sertifikasi guru lebih karena motivasi untuk memberdayakan diri dapat mendatangkan manfaat untuk bangsa ini.


(ditulis sewaktu masih menjadi guru, sekarang aku bukan guru tetapi tetap seorang pendidik)

Anak Saya Tidak Normal?

"Apakah itu berarti anak saya tidak normal?", begitu kalimat tanya lengkap yang diajukan seorang ibu padaku. Sesaat aku terdiam, seluruh komponen pikiran dan perasaanku bekerja untuk mencari kalimat yang tepat dalam menjelaskan hal ini.
"Ibu, setiap anak, sebagaimana juga semua manusia dilahirkan berbeda, masing-masing punya kelebihan dan kelemahan. Apabila ternyata anak ibu memiliki sesuatu yang berbeda dari anak-anak seusianya, maka apakah kita layak menyebutnya anak tidak normal? Anak adalah ciptaan Allah. Apakah kemudian kita bisa mengatakan juga ciptaan Allah itu tidak normal? Allah menciptakan setiap makhluknya dengan sempurna. Jika kemudian dalam sudut pandang manusia, ada yang kurang, itulah manusia. Memang, dalam kacamata ilmu psikologi, anak ibu memiliki hambatan dalam berperilaku. Mungkin itulah sisi kelemahan dia sebagai manusia. Lalu kelebihannya? Mari kita cari sama-sama, agar dia tetap dapat membantu dia menjadi manusia bermanfaat di kemudian hari" begitulah akhirnya jawaban yang kucoba sampaikan dengan bahasa yang selembut mungkin, sambil terus aku pegang dan elus-elus tangan si ibu.
Aku melihat, sepanjang aku berbicara tadi, sang ibu mendengar penuh seksama, sambil berurai air mata, sekali lagi, air mata tanpa sesenggukan, tanda kesedihan hati yang terdalam.
"Apakah anak saya masih bisa sekolah di sekolah umum?" tanya sang ibu akhirnya

"Bisa ya, bisa tidak" kali ini aku bisa menjawab dengan spontan dan tegas.
"Ada banyak serangkaian pemeriksaan yang perlu kita lakukan. Observasi sesaat yang sudah dilakukan, memang menunjukkan adanya hambatan perilaku. Tetapi untuk memberikan rekomendasi jenis sekolah, saya sarankan pemeriksaan lanjutan. Baik itu secara psikologi dan juga medis" aku menambahkan penjelasan berikutnya.
Akhirnya sang ibu mulai tenang, dan melanjutkan diskusi tentang langkah-langkah selanjutnya.
Inilah sebuah catatan peristiwa dahsyat yang kudapat sepekan lalu. Sebuah peristiwa yang mengajarkan aku banyak hal. Sebagai hamba Allah, aku diingatkan untuk menerima ketetapan Allah, betapa pun itu pahit, dan senantiasa bersabar serta bersyukur, serta meyakini bahwa Allah memberikan yang terbaik. Sebagai konselor, aku belajar untuk semakin berempati, sekaligus tetap profesional dalm menyampaikan rekomendasi. Sebagai seorang istri dan calon ibu (hehe, mudah-mudah Allah memberi kemudahan), aku belajar bahwa memang menjadi orangtua adalah sebuah persoalan yang tidak sederhana, namun di sinilah manusia dididik untuk menjadi arif dan bijaksana. Fuihh, aku tidak akan bisa menuliskan ini jika Allah tidak mempertemukan aku dengan anak-anak dengan berbagai macam kasus yang aku tangani. Ya Allah, jagalah diriku untuk melakukan yang terbaik...

Selasa, 02 Juni 2009

Jauhi Prasangka

Sudah menjadi bagian dari Kode Etik Psikologi untuk tidak melabeli orang. Namun, konselor juga manusia, terjadi juga...
Beberapa hari yang lalu, seorang ibu telepon aku, minta waktu untuk konsultasi dan memeriksakan anaknya yang masih berusia "22 bulan". Pikiranku pertama adalah "Wah, ibu ini paranoid banget. Masak ya..anak masih kecil pengen tahu psikologinya segala. Mentang-mentang orang kaya punya uang". Dan ini menjadi sebuah kesalahan diriku. Dosa ya? Berprasangka pada orang lain. Alhamdulillah masih menjadi kesalahan berharga karena menyadarku untuk menghindarinya di lain waktu...
Cerita berlanjut, setelah mendapat kesepakatan waktu akhirnya aku berhasil mempertemukan ibu ini dengan terapis yang cocok. Setelah observasi, khususnya perkembangan fisik, motorik, dll. Kesimpulan akhirnya : ANAK INI NORMAL, perkembangan masih sesuai dengan anak-anak seusianya. "Nah, betul kan..ibu ini paranoid. Lha wong anaknya gak apa-apa kok" begitu aku masih menggerutu dalam hati.
Gerutuan dalam hatiku terhenti ketika melihat mimik wajah ibu itu berubah. "Saya boleh cerita, Bu?" tanya dia.
"Ya, silakan. Apa yang bisa saya bantu lagi?" jawabku. Kemudian mengalirkan sebuah cerita drama sendu dari si ibu ini. Suaminya yang menggunakan narkoba menjadi biang semua persoalan. Si Ibu merasa, kondisi suami yang tidak stabil karena dalam proses rehabilitasi, membuatnya belum mampu menjadi sosok suami dan ayah diharapkan. Sehingga si ibu membawa anaknya untuk diperiksa itu demi meyakinkan dirinya bahwa anaknya masih baik-baik saja, takut anknya mendapt dampak dari ayahnya yang konsumsi narkoba. Cerita sedih ini keluar begitu saja dari bibir ibu disertai untaian air mata mengalir tanpa isak tangis (Tahu nggak tipe tangisan ini? Orang yang airmatanya menetes begitu saja, nggak pake sesenggukan. Satu bentuk menangis yang mencerminkan kesedihan terdalam).
Seusai sesi konsultasi itu, aku termenung...Sungguh aku telah salah ketika berprasangka. Andaikan aku berada pada posisi ibu itu, tentunya aku khawatir pada perkembangan anakku. Dan ini sama sekali bukan bentuk kekhawatiran yang berlebihan. Bukan paranoid! Maka memang aku harus lebih berhati-hati. Dan sungguh, jauhilah prasangka!
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(Q.S. Al Hujurat : 12)

Rabu, 20 Mei 2009

Syair untuk Istri

Untuk Istri
Pernikahan ataupun perkawinan,
Membuka tabir rahasia,

Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah semulia Muhammad,
Tidaklah setakwa Ibrahim,
Pun tidak setabah Ayub,
Atau pun segagah Musa,
Apalagi setampan Yusuf

Justeru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
Yang punya cita-cita,
Membangun keturunan yang soleh ...

Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,

Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya,

Suami bagaikan balita yang nakal, Kamu adalah penuntun kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur singasananya,
Seketika Suami menjadi bisa, Kamu lah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya ...

Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan takwa,
Untuk belajar meniti sabar dan redha,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justeru Kamu akan tersentak dari alpa,

Kamu bukanlah Khadijah,
yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar,
yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman,
Yang berusaha menjadi solehah...

Amin.

Selasa, 19 Mei 2009

Yang Hilang Jadi Pelajaran

Kemarin, daku kehilangan benda-benda yang cukup berharga. Dua buah HP, satu punyaku, satu punya adikku berserta SIM dan STNK kendaraan. Benda-benda yang diamanahkan padaku untuk dijaga dengan baik, atas kelalaianku hilang karena jatuh di jalan entah dimana.
Merasa bersalah adalah perasaan yang muncul, berikutnya merasa menyesal karena kesalahanku tentu saja. Lalu merasa sedih karena aku kehilangan beberapa hal yang penting, banyak hal di dalam HP itu, nama dan kontak orang-orang penting terlebih surat-surat spt SIM dan STNK. Tapi kata suamiku, menyesali kejadian itu tidak boleh. Apa-apa yang sudah terjadi itu pasti atas ijin Allah, jadi apapu itu mesti dikhlaskan. Kalo nggak ikhlas, maka itulah bisikan setan. Maka daku berusaha mengikhlaskannya, tentu saja dengan tetap berusaha agar sekarang, aku mesti lebih berhati-hati lagi dalam menjaga barang-barang...
Satu lagi, selepas terjadinya peristiwa hilang ini, ada nasehat yang teringat bahwa kalo punya barang hilang, mungkin aja ibadah infaqnya kurang. Hmmm...Ya, ini satu pelajaran lagi. Berinfaq yang istiqomah, agar harta benda kita barokah...agar kita terhindar dari ancaman Allah.
Ancaman yang dramatis ditujukan kepada siapa saja yang tidak mau berinfaq dijalan ‎Allah, kita bisa baca dalam surat al-Taubat ayat 34, yang artinya :” … dan orang–orang yang ‎menyimpan emas dan perak dan tidak mengeluarkan infaq di jalan Allah, maka ‎beritakanlah kepada mereka akan azab yang pedih. [Yaitu] pada hari yang dipanggang ‎‎[harta-harta] itu atas neraka jahannam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan ‎punggung mereka [seraya dikatakan] kepadamereka : itulah harta bendamu yang kamu ‎timbun untuk dirimu sendiri; lantara itu rasakan [akibat] dari apa yang kamu timbun itu”. ihhh ngeri...
Satu tuntunan Qur'an tentang infaq dituliskan begitu indah. Ayat tentang infaq dibawah ini menjalaskan pertambahan rezki yang diberikan Allah ‎kepada para dermawan yang artinya : “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya ‎dijalan Allah adalah ibarat sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangki, pada setiap ‎tangki terdapat 100 biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan ‎Allah Mala Luas, Maha Mengetahui.”‎ (QS. Al Baqoroh :261)
Jadi...infaq...infaq...infaq...

Anak Sering Ceroboh

Assalamualaikum,
Saya mau ceritakan kondisi anak saya yang suka ceroboh. Dia seringkali kehilangan barang, apalagi untuk yang kecil-kecil seperti pensil, penghapus, atau bolpoin. Mainan yang ada di rumah juga sering dirusak, meskipun dia bilang itu tidak sengaja. Saya juga kesulitan membantunya belajar menulis, karena tulisannya kadang-kadang tidak terbaca, kalau menyalin, satu atau dua huruf hilang, dan pensilnya juga sering patah. Yang paling menjengkelkan, dia sering menyenggol barang-barang, gelas berisi air tumpah, atau kalau naruh barang sering tidak pas sehingga terbanting ke lantai sehingga sering terjadi keributan di rumah. Saya sudah terlalu sering mengingatkannya untuk hati-hati, tapi tetap saja sulit untuk berubah. Kenapa ya dengan anak saya, apakah itu sebuah kelainan? Terimakasih (Ibu Ny)

Waalaikumsalam
Orangtua memang sering diuji kesabarannya lewat perilaku anak, mudah-mudahan Ibu Ny sabar..Amin. Sekilas dari cerita ibu, kemungkinan ananda mengalami gangguan memori visual, yaitu kemampuan untuk mengingat dalam memperlakukan benda. Sebenarnya itu bukan kelainan, sebab anak yang kemampuan intelektualnya bagus juga bisa mengalami masalah yang sama. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena kurangnya stimulasi lingkungan yang membentuk kemampuan tersebut. Artinya masalah kebiasaan, budaya, atau proses belajar waktu kecil maupun proses belajar di sekolah kurang merangsang pertumbuhan kemampuan tersebut. Faktor lain yang juga menyebabkan adalah keterampilan motorik halus terutama manipulasi di ujung jari yang kurang bagus. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan cara pegang pensilnya yang tidak stabil atau cara pegang sendoknya yang kurang pas. Selain itu bisa juga ditambah kontrol gerakan dan sistem keseimbangan yang kurang optimal. Anak seperti ini masih bisa dibantu dengan latihan keterampilan motorik halus dan terapi untuk meningkatkan kontrol postur.

Anak Dipukul, Trauma Nggak?

Assalamualaikum,
Saya punya anak usia 10 tahun yang sulit sekali mengendalikan keinginannya. Setiap kali menginginkan sesuatu, harus dituruti saat itu juga. Kalau tidak, dia bakal ngambek, nggak mau ngomong atau malah teriak-teriak sambil nangis, baik itu saat minta jajanan atau mainan. Saya tahu, sifat seperti itu tidak baik, dia harus belajar mengendalikan keinginannya. Makanya akhir-akhir ini, saya buat peraturan buat dia, uang saku saya batasi dan setiap kali perg ibelanja harus disepakati dulu di awal apa yang mau dibeli, tidak boleh minta macam-macam lagi. Apakah peraturan seperti ini salah? Beberapa hari yang lalu saya mengalami kejadian yang memalukan. Sewaktu di sebuah swalayan, dia marah karena tidak saya ijinkan mengambil makanan di luar kesepakatan. Dia teriak-teriak sampai orang satu swalayan melihat kita berdua. Saya tidak tahan, akhirnya saya cubit, saya pukul sampai diam. Saya jadi takut, apakah nanti dia tidak trauma dengan kekerasan yang sudah saya lakukan? Mohon pendapatnya, terimakasih.- Ibu Lyn

Waalaikum salam,
Setiap orangtua pasti berusaha memberikan yang terbaik buat anaknya. Tetapi bukan berarti harus menuruti segala keinginannya. Alhamdulillah, ibu menyadari bahwa kita harus mendidik anak-anak untuk mengendalikan keinginan. Allah mengaruniakan hawa nafsu agar manusia dpat mengendalikannya. Apakah peraturan perlu dibuat? Ya, sangat perlu. Anak-anak perlu dikenalkan pada hukum sbeab akibat, jika melakukan ini akan berakibat itu. Jika tidak dibekali aturan, mereka akan semaunya sendiri dan pada akhirnya akan sulit berdaptasi di masyarakat yang penuh dengan aturan. Hanya saja proses menetapkan aturan perlu diperhalus, dengan cara dialog tentang apa harapan anak, harapan ayah-ibu, dan usaha untuk mempertemukan keduanya. Kesepakatan perlu dibangun, dan setelah itu dilaksanakan dengan konsisten. Pada awalnya mungkin terjadi masalah, anak yang terbiasa mendapat segala yang diinginkan tiba-tiba diberi peraturan-peraturan. Seperti yang ibu ceritakan, teriak-teriak di swalayan. Yah, di sini mungkin pengorbanan orangtua diperlukan seperti rasa malu dulihat orang, perasaan tega yang kadang membuat kita merasa bersalah, dan perang emosi dengan anak ketika harus melakukan kekerasan. Perlu digarisbawahi, bukan kekerasan tapi ketegasan. Jika anak bisa diberi konsekuensi dengan didiamkan atau dicuekin, mungkin tidak perlu sampai memukul. Namun jika itu sudah terlanjur terjadi, agar tidak terjadi trauma perlu dialog dengan anak. Setelah emosinya reda, ajak diskusi tentang alasan ketegasan tadi. Jelaskan pelan-pelan bahwa semua itu dilakukan untuk kebaikannya di masa depan.

Kok Sulit Konsentrasi Belajar?

Assamulaikum,
Ustadah anak saya sepertinya sulit konsentrasi. Kalau di kelas umek terus, nggak bisa diam. Kenapa ya kok bisa begitu, apa ada kelainan? Beberapa anak teman saya yang seperti ini dibawa ke dokter dan akhirnya diberi obat. Memang katanya bisa jadi lebih tenang, setidaknya kalau minum obat pagi hari bisa tahan sampai jam 12 siang. Apakah obat seperti ini tidak berbahaya kalau dikonsumsi terus menerus? Ada nggak terapi psikologi untuk meningkatkan konsentrasi yang bisa diberikan biar tidak perlu pakai obat?
Terimakasih. - Ibu Vyn

Waalaikumsalam
Konsentrasi anak ketika belajar di kelas maupun di rumah dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kondisi fisik, situasi emosi, situasi sosial, dan juga minat. Kita harus meneliti dulu sebab kesulitan konsentrasi, baru bisa memberikan saran, apakah perlu terapi, atau perlu obat, atau penanganan lain. Dari beberapa kasus yang pernah kami tangani, memang ada anak-anak dengan kesulitan konsentrasi. Jika tanda-tanda umek tersebut diteliti lebih lanjut, kemungkinan ada ketidaktuntasan sistem sensorik-motorik. Maka salah satu solusinya dalah dengan mengikuti terapi okupasi dengan pendekatan sensorik integrasi. Terapi dilakukan untuk menstimulasi tubuh agar mengatur regulasi diri lebih baik. Jadi tidak perlu obat untuk membuat anak tenang dan mudah berkonsentrasi.

Konsentrasi bisa dipengaruhi oleh situasi emosi. Beberapa anak memang tampak terlihat melamun ketika di kelas sehingga kelihatan sulit konsentrasi. Biasanya anak-anak melamun dua hal, antara berkhayal atas keinginan-keinginan yang belum tercapai atau kecemasan terhadap berbagai hal yang mereka takutkan. Terapi yang dilakukan tentu saja dalam rangka membantu mereka mengelola keinginan dan mengelola kecemasan. Terapi ini biasanya dengan program orangtua dan anak, tidak perlu obat juga.

Penggunaan obat mungkin saja perlu ketika kesulitan konsentrasi cukup parah, sebab obat dapat menstimulasi tubuh untuk mengatur sistem hormon yang membantu regulasi dalam tubuh. Setiap penggunaan obat tentu ada efek sampingnya dan setiap orang memberikan respon yang berbeda, bisa cocok bisa tidak cocok, bisa berbahaya bisa juga tidak. Jika memang berkenan menggunakan obat, sebaiknya tanyakan kepada dokter pemberi obat tentang kegunaan obat tersebut, dan galilah lebih detil efek samping yang mungkin didapat ketika mengkonsumsinya. Dokter punya kewajiban untuk menjelaskan semua itu.

Senin, 18 Mei 2009

Ayam Saus Asam Manis


Bahan:
ayam tanpa tulang, dipotong kecil-kecil
wortel, dipotong panjang
bawang bombay
nanas, dipotong kotak-kotak
tepung tapioka secukupnya


Bahan rendaman:
kecap asin sedikit
merica
garam
tepung kanji/tapioka sedikit aja

Bahan saus:
bawang putih
saus tomat botolan
saus cabe botolan (kalo suka pedas)
cuka
garam
gula
tepung tapioka/maizena

Cara:
rendam potongan ayam dalam saus rendaman selama 15 menit.
gulirkan ayam dalam tepung tapioka, goreng dalam minyak panas sampe matang. angkat.

Untuk saus:
campur saos tomat, cuka, air dalam mangkok.
tumis bawang putih, bawang bombai, wortel dengan sedikit minyak.
masukkan campuran saus, aduk2 hingga mendidih.
tambahkan garam dan gula sesuai selera. kentalkan dengan tepung yg sudah dilarutkan dengan sedikit air dingin.
Masukkan gorengan ayam, aduk2 sebentar.
Masukkan potongan nanas.
Sajikan.

Kamis, 14 Mei 2009

A Blog : Easy Reading but Fully Inspirative

Suamiku sayang...Puluhan orang di luar sana telah menikah, dengan berbagai lika-likunya masing-masing. Dan kita baru saja mulai, dan begitu bersemangatnya aku hari ini untuk menjalani hari-hari kita ke depan terutama setelah baca kisah di situs ini. Situs berisi tulisan seorang isteri dari suami yang begitu mengagumkan, seorang ibu dari dua anak yang hebat-hebat, seorang psikolog juga..tapi kayaknya sekarang konsen jadi ibu rumah tangga.

http://cikicikicik.multiply.com/

Rabu, 13 Mei 2009

Pahala Terakhir Seorang Isteri

“Peristiwa yang menimpa diri saya kira-kira dua tahun yang lalu sering datang menggangu ketenangan saya. Saya selalu teringat dan masih belum dapat memaafkan kesalahan yang telah saya lakukan. Kesalahan yang disangka ringan, tetapi rupa-rupanya mendatangkan rasa bersalah yang tidak pernah berkesudahan hingga ke hari ini. Ingin saya paparkan peristiwa yang menimpa diri ini untuk pembaca sekalian, untuk dijadikan teladan sepanjang hidup.

Untuk diketahui, di kalangan sahabat-sahabat dan saudara, saya dianggap sebagai seorang isteri yang baik. Tetapi keterlaluan jika dikatakan saya menjadi contoh teladan seorang isteri bekerja yang begitu taat berbakti kepada suami.

Sebenarnya, walau lelah dan sibuk sekalipun, urusan rumahtangga seperti melayani suami dan menguruskan anak-anak tidak pernah saya abaikan. Kami juga di anggap pasangan romantis. Suami saya seorang lelaki yang sangat memahami jiwa saya, berlemah lembut terhadap keluarga, ringan tangan untuk bersama-sama mengurus rumah apabila pulang dari kerja dan banyak sifat lain-lain yang baik ada pada dirinya.

Waktu sholat dan waktu makan merupakan waktu terbaik. Sholat berjamaah dan makan bersama mengeratkan ikatan kekeluargaan. Pada waktu inilah biasanya beliau akan memberi siraman rohani dan nasihat kepada kami agar menjadi hamba Allah yang bertakwa. Dari segi layanan seorang isteri terhadap suami, saya amat memahami akan kewajiban yang harus ditunaikan. Itulah peranan asas seorang isteri terhadap suaminya. Oleh itu saya menganggap tugas mengurus rumahtangga, mengurus anak-anak dan bekerja di kantor adalah tugas nomor dua setelah tugas pertama dan utama, yaitu melayani suami.

Sebagai seorang yang juga sibuk di kantor, adakalanya rasa lelah dan letih membuat saya terlambat pulang ke rumah. Tetapi saya bersyukur kerana suami amat memahaminya. Berkat saling memahami, hal tersebut tidak pernah menjadi masalah di dalam rumahtangga. Bahkan sebaliknya menumbuhkan rasa kasih dan sayang antara satu sama lain karena masing-masing dapat menerimanya dan mengorbankan kepentingan.

Hingga tiba pada satu hari datangnya ketentuan Allah yang tidak dapat diubah oleh siapa pun. Hari itu merupakan hari kerja. Agenda saya di kantor amat sibuk, bertemu dengan beberapa orang pelanggan dan menyelesaikan beberapa tugas yang perlu disiapkan pada hari tu juga. Pukul lima petang saya bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Lelah dan letih tidak dapat digambarkan. Sampai di rumah, saya lihat suami telah pulang lebih dahulu. Dia telah membersihkan dirinya dan sedang menemani anak-anak, bermain-main dan bergurau senda. Dia kelihatan sungguh gembira pada pada petang itu. Saya begitu terhibur melihat mereka, karena suasana seperti itu jarang terjadi pada hari kerja. Maklumlah masing-masing lelah.

Suami sadar bahwa saya amat lelah pada hari itu. Oleh itu dia meminta agar saya tidak memasak, sebaliknya mengajak kami makan di sebuah restoran makanan laut di pinggir pelabuhan. Dengan senang saya dan anak-anak menyetujuinya. Kami pulang ke rumah agak lewat, kira-kira jam 11 malam. Kami berbincang-bincang sepanjang waktu ketika makan, bergurau-senda dan saling menggoda. Seperti tiada hari lagi untuk esok. Selain anak-anak, suami sayalah orang yang kelihatan paling gembira dan paling banyak berbicara pada malam itu.

Hampir jam 12 malam barulah masing-masing merebahkan badan di tempat tidur. Anak-anak yang kekenyangan segera mengantuk dan lelap. Saya pun hendak melelapkan mata, tetapi belaian lembut suami mengingatkan saya agar tidak tidur lagi. Saya coba menguatkan diri melayaninya, tetapi diri saya hanya separuh saja terjaga, separuh lagi tidur. Akhirnya saya berkata kepadanya sebaik dan selembut mungkin, “Abang, Zee terlalu lelah,” lalu saya menciumnya dan memberi salam sebagai ucapan terakhir sebelum tidur. Sebaliknya suami saya terus merangkul tubuh saya. Dia berbisik kepada saya bahwa itu adalah permintaan terakhirnya. Namun kata-katanya itu tidak meresap ke dalam hati saya karena saya telah berada di alam mimpi. Suami saya perlahan-lahan melepaskan rangkulannya.

Keesokan harinya di kantor, perasaan saya agak tidak menentu. Seperti ada masalah yang tidak selesai. Saya menelepon suami, tetapi tidak dijawab. Sampai saya dapat panggilan telepon yang tidak disangka sama sekali - panggilan dari pihak polisi yang menyatakan suami saya mengalami kecelakaan dan saya diminta segera ke rumah sakit. Saya bergegas ke rumah sakit, tetapi segala-galanya sudah terlambat. Allah lebih menyayangi suami saya dan saya tidak sempat bertemu dengannya.

Meskipun saya ridha dengan kepergian suami, tetapi perasaan bersalah tidak dapat dikikis dari hati saya karena tidak melayaninya pada malam terakhir kehidupannya di dunia ini. Hakikatnya itulah pahala terakhir untuk saya sebagai seorang isteri. Dan yang lebih saya takuti sekiranya dia tidak ridha terhadap saya pada malam itu, maka saya tidak berpeluang lagi untuk meminta maaf padanya. Sabda Rasulullah s.a.w, “Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, tiada seorang suami yang mengajak isterinya tidur bersama di tempat tidur, tiba-tiba di tolak oleh isterinya, maka malaikat yang di langit akan murka kepada isterinya itu, hingga dimaafkan oleh suaminya.” Hingga kini, setiap kali saya teringat padanya, airmata saya akan mengalir ke pipi. Saya bermunajat dan memohon keampunan pada Allah. Hanya satu cara saya pikirkan untuk menebus kesalahan itu, yaitu dengan mendidik anak-anak agar menjadi mukmin sejati. Agar pahala amalan mereka akan mengalir kepada ayah mereka. Hanya itulah pengabdian yang dapat saya berikan sebagai isterinya. Itulah harapan saya … semoga Allah perkenankannya. “

(Sebuah Kisah nyata dialami oleh seorang isteri, Faizz di Malaysia)

Selasa, 12 Mei 2009

Brownies Kukus


Hari itu aku sakit...panas sudah 2 hari, tidak masuk kerja. Kemarin, nyoba istirahat, malah pusing kebanyak tidur. Dan ak sudah bertekas melakukan sesuatu pagi itu. Dan yang kulakukan adalah mencoba menu brownies kukus. Hehe, maunya bikin kejutan buat suami..tepat pada hari pergantian usianya. Bukan sok-sok an ngerayain ultah kayak anak muda, hanya untuk menunjukkan perhatian, bahwa aku juga menyayanginya...sebagaimana dia menyayangiku..ciehhh. Mau tau resepnya?
Resep Brownies Kukus Coklat
Bahan A:
6 bt kuning telur
5 bt putih telur
150 gram gula pasir
8 gram tbm(starlet)
1/2 sdt esens vanila
Bahan B :
150 gram mentega
125 gram coklat compound dark
Bahan B dilelehkan di atas api sampai cair
Bahan C :
140 gram terigu
20 gram coklat bubuk
1/2 sd teh baking powder
Cara Membuat :
1. Bahan A dikocok sampe mengembang kira-kira 10 menit
2. Masukkan Bahan B kemudian Bahan C dikocok dengan kecepatan sedang sampai rata
3. Masukkan ke dalam loyang brownies ukuran 30×10x4 cm sebanyak 2 loyang
4. Tabur bahan D
5. Kukus selama 25 menit
6. Siap disajikan
Selamat Mencoba

Cap Cay

Ini mungkin menu yang biasa saja,
banyak dijual di pinggir jalan...
gerobak keliling kampung...
di warung PKL tersebar di seluruh sudut kota.
Tapi kalo yang masak seorang istri, buat suaminya...dan suaminya begitu menikmati makanan itu..itu bisa jadi suatu yang tidak biasa,
Apalagi kalo masaknya ikhlas...pakai berdoa semoga makanannya barokah..wuih..sedikit amalan ini bisa jadi celengan buat meraih surga-Nya Allah..Amin...
So, ini dia resepnya...
Bahan:
Wortel 1 bh, potong serong.
Kol, 2 lbr potong kotak besar.
Kapri 10 lbr
Jagung muda(baby corn) 5 bh dipotong serong.
Daun bawang 2 btg potong serong.
Bakso ikan 5bh belah 2.
Udang 6 bh belah punggung
Cumi 1 bh dipotong kotak dan buat gurat-gurat.

Bawang putih 3 siung dimemarkan.
Kecap asin 2sdm
Saus tiram 1sdm
garam, merica, gula secukupnya.
air 300cc
Tepung sagu 1 sdm untuk mengentalkan.

Cara memasak:
Tumis bawang putih sampai kekuningan, masukkan udang dan cumi aduk sampai berubah warna.
Masukkan bakso, kol, wortel, jagung muda, dan semua bumbu beri air, tutup wajan 3-4 menit, aduk sampai semua matang lalu kentalkan dengan air tepung sagu.

Ayam Kecap

Bahan
10 potong drum stick (paha bawah) dan sayap ayam
1 buah jeruk nipis, ambil airnya1 sdt merica
3 sdm kecap manis
2 sdt kecap asin
3 batang bawang daun, iris
2 sdm air jeruk nipis
2 siung bawang putih, iris halus
2 sdm olive oil untuk menumis
minyak untuk menggoreng
Bumbu halus
4 siung bawang putih
1 sdt merica
2 cm jahe
Cara membuat
1. Rendam ayam dengan air jeruk nipis 15 menit atau lebih, cuci, tiriskan
2. Aduk dengan bumbu halus, biarkan 15 menit atau lebih, goreng kekuningan, sisihkan
3. Tumis bawang putih sampai kering
4. Masukkan kecap manis, kecap asin, merica, dan ayam, aduk sampai mengental
5. Masukkan 2 sdm air jeruk nipis dan bawang daun, aduk cepat
6. Angkat, tata di atas piring
Note : This food one of my husband favourite food...so, i often cook it on weekend..

Doa Sang Guru

Ketika para siswa mengumandangkan doa pagi
Sang guru berdoa semoga hari ini penuh rahmat Allah bagi mereka

Ketika ada kabar seorang siswa yang sakit
Sang guru berdoa semoga dia segera mendapatkan kesembuhan

Ketika beberapa siswa mulai kehilangan konsentrasi,
Sang guru memintanya berwudhu, semoga percikan air memberikan kesegaran untuk berpikir

Ketika ada siswa mulai kehilangan motivasi belajar
Sang guru berdoa semoga pikirannya dijauhkan dari kebodohan dan jiwanya bangkit dari kemalasan

Ketika ada siswa yang berperilaku begitu manja
Sang guru berdoa semoga dia bisa mandiri tanpa kekurangan kasih sayang

Ketika ada siswa melontarkan kata-kata kotor
Sang guru berdoa semoga dia bisa menjaga lisannya di lain waktu

Ketika ada siswa membanting pintu dengan marah
Sang guru berdoa semoga dia bisa belajar tentang kesabaran

Ketika ada siswa bersikap tidak menghargai sehingga begitu menyakitkan hati
Sang guru berdoa semoga dia mendapat hidayah Allah untuk berubah baik

Ketika ada siswa yang tampak tertekan karena sebuah peristiwa
Sang guru berdoa semoga Allah mengilhamkan kesabaran

Ketika ada siswa menyendiri dengan kesedihannya
Sang guru berdoa semoga rasa duka segera berlalu dari hatinya

Ketika ada siswa duduk terpekur dengan tersedu-sedu
Sang guru mendekat sambil berdoa semoga Allah menjauhkannya dari musibah

Ketika banyak siswa bermain riang gembira di lapangan
Sang guru berdoa semoga kebahagiaan senantiasa meliputi hari-hari mereka

Ketika ada siswa menyerahkan tugasnya dengan bangga
Sang guru berdoa semoga dia memiliki semangat untuk terus berkarya

Ketika ada siswa mencetak sebuah prestasi
Sang guru berdoa semoga Allah mengilhamkan rasa syukur dihatinya

Ketika ada siswa yang sinar matanya dimabuk cinta
Sang guru berdoa semoga cinta terbesarnya tetap untuk Penciptanya

Ketika ada siswa yang begitu istiqomah ibadahnya
Sang guru berdoa semoga dia mendapatkan surga di akhiratnya

Ketika ada siswa menuliskan kalimat ‘Semoga ustadah selalu dirahmati Allah’
Sang guru berdoa semoga dia dirahmati Allah sepanjang hidupnya.

Sebuah Catatan Shalawat

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Muhammad...
Kepada beliau yang telah membacakan ayat-ayat-Mu, yang membersihkan jiwa kami, yang mengajarkan kami Al Kitab dan Al Hikmah.
Kepada beliau yang menjadi pemberi kabar peringatan, penyeru kepada agama Allah, dan yang menjadi cahaya penerang, serta pembawa kabar gembira.
Kepada beliau yang Engkau utus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Muhammad...
Kepada beliau yang telah memberikan teladan baik dalam setiap sisi kehidupan.
Kepada beliau yang telah mengajarkan bagaimana menjadi hamba Allah dengan bersyukur, bersabar, beribadah, berikhtiar, dan berserah diri pada-Mu.
Kepada beliau yang menunjukkan bagaimana menjadi anak, suami, istri, ayah, saudara, sahabat, tetangga, guru dan pemimpin yang baik.
Kepada beliau yang menuntun kami menuju jalan yang Engkau ridhoi.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Muhammad...
Kepada beliau yang paling lembut dan berlapang dada di antara manusia, paling halus budi pekertinya, paling baik akhlaknya dan paling indah pergaulannya.
Kepada beliau yang mengalahkan hak-hak dirinya selama bukan hak Allah, memaafkan orang yang mendzaliminya, mengusirnya dari tanah airnya, menyakitinya, mencaci makinya dan bahkan yang memeranginya.
Kepada beliau yang memiliki naskah terlengkap dari semua kebajikan yang ada pada diri para utusan Allah sepanjang sejarah dan sosok pribadi cemerlang, sebagaimana cemerlangnya galaksi di jagad raya.


Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Muhammad...
Kepada beliau yang penuh cinta kasih kepada kami, umatnya.
Kepada beliau yang telah berjanji akan memberi syafaat di hari kiamat nanti
Kepada beliau yang selalu mendoakan umatnya dengan linangan airmata sepanjang malam.
Kepada beliau yang tetap memikirkan kami di saat ajal menjelang dengan kalimat : ummati...ummati...ummati

Semoga beliau dapat mendengar kerinduan kami untuk berjumpa dengannya, seperti senandung kerinduan umatmu saat ini,
Rindu kami padamu, ya rasul.
Rindu tiada terperi.
Berabad jarak darimu ya rasul
Serasa dikau disini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Sanggupkah kami membalas cintamu secara bersahaja

Untuk Maulid Nabi Muhammad 1428 H
Surabaya, 2 April 2007

Surat dari Rabb-ku

Saat engkau bangun di pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKU. Walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepadaKU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin.

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap. AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk.

Disuatu tempat engkau duduk disebuah kursi selama 15 menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berpikir engkau akan berbicara kepadaku tetapi engkau berlari ke telephone dan menelephone seorang teman untuk mendengarkan gossip terbaru. AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menantimu dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berpikir engkau terlalu sibuk mengungkapkan sesuatu kepadaKU.

Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja disekitarmu dan melihat beberapa teman berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum mereka menyantap rezeki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya. Yah tidak apa-apa masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus engkau kerjakan. Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, AKU tidak tahu apakah engkau suka menonton TV atau tidak. Hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali AKU menantimu dengan sabar saat engkau menonton TV dan sambil menikmati makananmu, tetapi kembali engkau tidak berbicara kepadaKU.

Saat tidur KU pikir engkau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, engkau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU engkau sebut. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang engkau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, doa, pikiran atau ucapan syukur dari hatimu. Baiklah engkau terbangun kembali dan kembali AKU menantimu dengan penuh kasih, bahwa hari ini kau akan memberikan sedikit waktu untuk menyapaKU.

Tapi yang AKU tunggu …., tak jua kau menyapaKU, dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hingga hari berganti hari kau masih mengacuhkan AKU. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU.

Apakah salahku padamu ? rizki yang AKU limpahkan, kesehatan yang AKU berikan, harta yang AKU relakan, makanan yang AKU hidangkan, anak-anak yang AKU rahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU? Percayalah AKU selalu mengasihimu dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaku, memohon perlindunganKU dan bersujud menghadapKU.

Yang selalu menyertaimu setiap waktu,
ALLAH SWT

Bu Indra 0309 - Sakit di Musim Hujan

Musim penghujan yang datang selalu disertai dengan berbagai macam penyakit, mulai dari yang ringan hingga yang termasuk kategori berat. Mulai dari flu, diare, muntaber, kutu air, leptospirosis, hingga demam berdarah dengue (DBD). Mengingat setelah hujan turun lebat, air tidak langsung masuk ke tanah melainkan ada yang tergenang. Bahkan dengan banyaknya sampah kaleng, ban bekas produk lain pasti membuat air tergenang cukup lama sehingga nyamuk-nyamuk menjadi betah hidup di sana.

Apalagi di daerah yang rawan banjir, berbagai penyakit itu biasa menyambangi. Jika banjir hanya menggenangi selama beberapa hari, akan menyebabkan kutu air, flu dan ISPA. Tetapi jika air menggenang cukup lama, biasanya menyebabkan diare karena kurangnya sanitasi yang bersih di lingkungan sekitar.

Penyakit yang biasa menyambangi kita sewaktu musim penghujan atau peralihan musim tiba ialah flu atau dalam bahasa yang lebih awam ialah masuk angin. Meski demikian, influenza menjadi “langganan” sewaktu musim penghujan, dan kerokan menjadi solusi paling awal untuk “mengeluarkan” angin. Namun jika setelah beberapa hari kemudian gejala flu tersebut tidak kunjung sembuh, sebaiknya memeriksakan diri ke puskesmas atau klinik terdekat.

Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan termasuk hidung, tenggorokan, saluran bronkial dan paru-paru. Meskipun umum disebut flu, influenza tidak sama dengan virus perut yang menyebabkan diare dan muntah. Di Indonesia, influenza umumnya banyak terjadi saat pergantian musim kemarau ke musim hujan dan sepanjang musin hujan. Setiap orang bisa terkena sakit flu, tetapi anak kecil, orang lanjut usia, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan mereka yang memiliki penyakit kronis umumnya lebih mudah diserang.

Untuk mencegah beberapa penyakit, sebaiknya sering melakukan cuci tangan. Sebagian virus flu menyebar lewat kontak langsung, jadi usahakan untuk mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan kalau bisa dengan air hangat. Jangan menyentuh wajah, karena biasanya virus flu masuk ke tubuh lewat mata, hidung atau mulut. Jadi usahakan jangan terlalu sering menyentuh bagian muka.

Selain itu, konsumsi makanan yang mengandung phytochemical. Phytochemical adalah bahan kimia alami yang ada pada tumbuhan yang memberi vitamin pada makanan. Zat jenis ini terdapat pada buah dan sayur segar berwarna hijau, merah dan kuning gelap, jadi usahakan memperbanyak konsumsi makanan jenis ini. Juga usahakan minum banyak air. Air berfungsi mengangkat racun-racun yang ada dalam tubuh. Orang dewasa membutuhkan delapan gelas air dalam sehari, sehingga usahakan untuk banyak minum air putih untuk mengangkat racun-racun di dalam tubuh.

Untuk mencegah demam berdarah (DBD), rajin-rajinlah membersihkan selokan, bak-bak air tadah hujan, dan menyiangi kebun untuk menghindari nyamuk berkembang biak. Usir nyamuk dengan obat nyamuk sebelum tidur, atau bisa juga dengan menggunakan obat nyamuk gosok.
Sementara itu diare biasanya muncul pada saat hujan turun setiap hari, ketika selokan-selokan yang tersumbat meluap dan membawa parasit cacing serta amoeba. Untuk mencegah diare, biasakan pula menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dan kaki setelah bepergian. Kenakan alas kaki untuk mencegah penyebaran kotoran atau parasit masuk lewat kulit. Agar tidak terkena penyakit diare, dapat diusahakan dengan cara menjaga pola makan, istirahat, dan olahraga

Bu Indra 0209 : Ada Partisipan Cilik!


Edisi kedua ini kedatangan penulis tamu, ananda Rina yang masih kelas 1SMP menymbangkan tulisan untuk rubrik SINTING. Mau tau tulisannya :
HATI-HATI, dengan racun di sekitar kita.

1. Boraks
Boraks merupakan bahan kimia yang digunakan industri keramik dan kaca. Boraks disalahgunakan untuk pembuatan makanan seperti mie, bakso, kerupuk, dan lontong. Penambahan boraks dilakukan agar makanan dihasilkan kenyal. Mie dengan boraks bertahan hingga 3 hari. Kerupuk dengan boraks akan mekar ketika di goreng. Boraks merupakan bahan kimia yang berbahaya karena dapat menimbulkan gejala keracunan dengan keluhan muntah-muntah, diare, dan bisa juga menyebabkan kematian.
2. Formalin
Formalin merupakan bahan untuk mengawetkan sampel biologi atau mayat. Formalin disalah gunakan pada pengawetan bahan makan seperti tahu, mie basah, dan bakso. Mie basah dengan formalin dapat bertahan selama 1 minggu. Formalin juga untuk melumuri ikan dan ayam potong agar kelihatan tetap segar. Formalin dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, menyebabkan muntah darah, kejang-kejang, kesulitan bernafas, dan merasa tercekik.
3. Asap rokok
Asap rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat merusak kesehatan. Asap rokok terdiri atas partikel-partikel dan TAR yang berasal dari uap minyak tembakau yang terbakar, kemudian menempel di seluruh dinding saluran pernafasan dan paru-paru. Jika menempel di dinding saluran pernafasan dan paru-paru yang masih bersih, terjadilah gatal dan batuk. Perokok aktif dan pasif (orang yang disekitar perokok) tidak akan batuk karena dinding saluran pernafasan dan paru-paru sudah terbiasa dengan asap rokok sehingga terlapisi oleh debu karbon dan uap minyak TAR.
Merokok dapat menyebabkan penyempitan pemuluh darah (Artherosklerosis) dan penyakit jantung koroner serta merubah fungsi metabolisme, seperti naiknya kadar gula, naiknya kadar asam lemak, kerusakan sel reproduksi pria dan wanita (impoten dan kemandulan), meningkatnya jumlah bayi prematur, dan menurunnya berat badan bayi waktu lahir. Selain itu merokok juga mengakibatkan kanker saluran pernafasan, mengganggu produksi kelenjar lender yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit faringitis kronis, laringitis kronis dan bronchitis kronis (ditulis oleh Rina)