Jumat, 07 Mei 2010

Ternyata, APA YANG TERJADI itu TIDAK PENTING

Sebuah hikmah datangnya bisa kapan saja, dan aku tidak menyangka bahwa aku dipertemukan dengan hikmah di atas ketika aku sedang menaiki sepeda motor, duduk di bagian belakang, bertumpu pada punggung suamiku...pada suatu pagi hari, meninggalkan kantor menuju sebuah tempat di jalan kartini, surabaya...sebuah laboratorium medis.Pada waktu itu berbagai macam hal terbayang, bayangan-bayangan tentang apa yang akan aku lalui...bayangan tentang pekerjaan kantor yang aku tinggalkan, bayangan tentang masalah-masalah klienku, ada yang anaknya autis, ada yang trauma memulai hubungan pasca perceraian, ada yang sedang proses sidang cerai, bayangan tentang kejadian kemarin, berkumpul dengan sahabat-sahabatku, ada yang barusan melahirkan, ada yang sudah 3 tahun menikah belum dikarunia anak, ada yang punya anak habis selesai sakit dari opname, cerita-cerita mereka terngiang di kepalaku...
Kemudian tiba-tiba ada tulisan-tulisan tersaji di depan layar komputer di dalam pikiranku, yah..tentang artikel-artikel internet itu...Pemeriksaan Saluran Telur HSG, dan kemudian terbayang bahwa sebentar lagi, kakiku akan dipenthang, alat vitalku akan dibuka, untuk dimasukkan cairan, kemudian seperti sharing orang-orang yang sudah mengalami, akan datang rasa sakit di perut, mules luar biasa seperti orang haid, tapi mungkin lebih dahsyat...pikiran-pikiran negatif datang, haaaa ntar sakit...ntar hasilnya gimana, dan seterusnya...tapi tiba-tiba ada suara hati yang begitu menenangkan, berkata : tenang saja, semua akan baik-baik saja asal kamu tetap yakin pada Allah, yakin bahwa Allah selalu memberi yang terbaik untuk hamba-Nya, semua akan baik-baik saja asalkan imanmu tetap teguh, asal kamu bersabar, asal kamu tetap bersyukur, tidak berhenti berikhtiar, dan tawakkal pada Allah...
Yah...ketenangan itu tiba-tiba saja hadir, bukankah aku sendiri yang mengambil keputusan untuk ini. Dengan tujuan, aku ingin pastikan kondisi organ reproduksi dalam tubuhku, sebagai bentuk ikhtiar untuk keinginan menjadi seorang ibu, ya...ikhtiar kan. Bahwa nanti akan disertai rasa sakit, itu tidak penting...yang penting adalah bagaimana aku menyikapi rasa sakit itu, apakah aku mengeluh, ataukah aku bisa bersabar, bahkan aku bisa bersyukur bahwa ini suatu pertanda bahwa secara medis aku baik-baik saja. Bahwa nanti hasilnya baik atau tidak baik itu penting, yang penting bagaimana aku menyikapinya. Kalo seandainya hasilnya tidak baik, ya bagaimana aku bisa sabar itu yang penting. kalo seandainya hasilnya baik, ya bagaimana aku bersyukur, itu yang penting.
Terdengung di kepalaku suara suamiku di suatu pagi, “yang penting sekarang kita ikhtiar, mencari jalan yang logika masuk akal, dan tentu saja kita harus lebih menata diri masing-masing, jaga sikap, jaga akhlak, Allah nggak akan memberi jika kita tidak siap, jadi mari kita menyiapkan diri sebisa kita”Dan terbayang pula teman, sahabat yang mungkin mengalami hal yang sama denganku, sedang menantikan menjadi ibu di tahun-tahun pernikahan yang sudah berjalan....
TIDAK PENTING jika ternyata memang ada hambatan tubuh kita untuk hamil, yang kista lah, yang gangguan hormon lah, yang saluran terlurnya tersumbat lah, atau tidak penting juga bahwa ternyata kita baik-baik saja tapi belum juga bisa punya anak. YANG PENTING adalah sikap kita ketika menghadapi itu. Sekali lagi, bersabar dan bersyukurMaka terbayang pula masa-masa kesendirian dulu..ketika satu per satu rekan sejawat menikah, ketika satu per satu sahabat menikah...aku juga pernah mengeluhkan, kok nggak ada tanda-tanda yah aku bakal dapet jodoh...hiks...sampai pada suatu pagi, seorang ustad mengingatkan...urus saja anak-anak kita (murid-murid maksudnya) dengan baik, kita bantu anak-anak jadi anak yang berakhlak, insyaAllah..Allah yang akan mengurus kebutuhan kita...maka yg terjadi, aku nggak mikirin jodoh ato nikah, aku kerja dan kerja, waktu luang aku kursus cari ilmu, dan tiba2 ada orang mengajakku menikah..datang tanpa peringatan.
Jadi, TIDAK PENTING kita belum juga menemukan jodoh, sementara teman-teman kita sudah pada menikah dan punya anak...YANG PENTING adalah bagaimana kita menyikapinya, bagaimana kita tetap yakin Allah akan mempertemukan dengan yang terbaik, yakin bahwa Allah tahu kapn waktu yang terbaik, dan bagimana kita mengisi waktu yang diberi Allah ini selagi kita masih sendiri.
Ahhh terbayang juga seorang ibu yang menangisi anaknya yang nafasnya tersedat-sendat ada di sebuah kamar rumah sakit, dengan seorang suami yang terduduk di pojok ruangan...menyesali yang sudah terjadi...sebenarnya TIDAK PENTING anak kita sakit, atau bahkan jika suatu saat anak kita diambil oleh-NYA seperti bayangan tentang sahabat-sahabatku yang harus dikuret...itu TIDAK PENTING...yang penting sekali lagi adalah bagimana menyikapinya, apa kemudian menyalahkan Allah? Naudzubillah....
Tiba-tiba terbayang juga, anak-anak autis..anak2 hiperaktif, anak2 terlambat bicara yang sehari-hari menjadi pergumulanku...bagaimana ya perasaan orangtua mereka? setiap kali sesi konsultasi atau evaluasi terapi, wajah-wajah orangtua yang penuh harap dan penuh cemas, menanti kata-kata yang akan kusampaikan. sebenarnya kan TIDAK BEGITU PENTING apa yang saya sampaikan, yang penting bagaimana mereka bersikap dengan adanya pernyataan saya. Sedih, menyesal, bolehlah...manusiawi, tapi YANG LEBIH PENTING, adalah menerima dengan ikhlas anak-anak kita dengan segala kelebihan dan keterbatasan mereka, atau dengan segala perbedaan mereka dengan anak-anak pada umumnya. dan YANG PENTING adalah sikap kita untuk terus berikhtiar dalam menyembuhkan, atau setidaknya meringankan dan membantu mereka tetap bertahan hidup di masyarakat dengan segala keterbatasan mereka..
Kemudian terbayang pula kasus perceraian yang sedang kutangani..ada seorang istri yang berkonsultasi tentang suaminya yang pemarah, kasar, dan tidak memperhatikan anak-anak...dalam kasus ini, TIDAK PENTING punya suami yang pemarah, YANG PENTING adalah sikap kita, bagaimana mencari solusi itu, bagaimana kita tetep yakin pada Allah bahwa ini adalah ujian, bukannya malah cari pelampiasan dan mencari pelindung laki-laki lain...Atau cerita seorang suami yang bercerita bahwa istrinya tidak menghargai dia, suka membantah, dan tidak peduli dengan anak-anak. Punya istri seperti itu memang stres, tapi STRES itu TIDAK PENTING, yang penting bagaimana kita menyikapinya.
PILIHAN-PILIHAN SIKAP ketika kita menghadapi sesuatu LEBIH PENTING daripada apa yang sedng terjadi. Karena pilihan sikap itulah yang mencerminkan kualitas diri kita, kualitas akhlak kita, kualitas keimana kita...karena sesuangguhnya APA SAJA YANG TERJADI pada kita itu semua hanya UJIAN untuk menjadi orang yang beriman
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?." Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur (Q.S. Ali Imran 14-17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar