Rabu, 05 Mei 2010

Mengejar Baiti Jannati (3)

Pertama-tama alhamulillah...dengan serangkaian perjuangan (cie....), akhirnya kami bisa menempati rumah baru (cat: rumah second yang kami beli dengan meng-KPR, dengan sedikit polesan, lumayan keliatan baru, hehe...). Betul itu perjuangan, ratusan atau ribuan kilometer jalan kami tempuh untuk mencari rumah tinggal yang cocok, puluhan perumahan & kampung-kampung kami survey, akhirnya memutuskan untuk beli rumah baru, akhirnya dijual lagi meski belum jadi karena tidak sreg (untung ada yang mau beli!), lalu kami menemukan, tepatnya Allah mempertemukan kami dengan rumah, dimana orang yang tinggal disitu betul-betul ingin segera menjualnya...setelah terseok-seok (lebay yang ini..) dalam melakukan renovasi karena terhenti bbrp kali karena KANKER, alias kantong kering..toh selesai juga, meski akhirnya kami perlu mengecat sendiri bagaian-bagian tertentu. Nah yang ini, memori dan insting masa kecilku sedikit berguna, sebab jaman dulu sepulang sekolah sering diajak bapak ke proyek rumah yang dibangun, jadi aku sering liat tukang-tukang bangunan bekerja...
Dan long weekend kemarin jadi waktu yang pas untuk ngurus pindahan. Hari jum'at bersih-bersih, hari sabtu angkut-angkut barang tahap I, hari Ahad angkut-angkut tahap II. Dan tadi malam adalah malam pertama kami menempati rumah itu. Banyak keluarga dari suami ikut mengantar acara pindahan ini, beberapa saudara dari Malang datang juga Bulek-bulek, Sepupu, Adikku, dan Ibu..sayang Bapak nggak bisa...Nah demi menemani anaknya yang menempati rumah barunya, ibuku tiba-tiba memutuskan untuk menginap, tidak ikut pulang ke Malang bersama yang lain...jadilah kami tadi malam bertiga di rumah itu. Dan tentu saja aku memilih menemani ibuku tidur daripada tidur sama suami, hehehe...sebab aku teringat kejadian 6 tahun yang lalu...
6 tahun yang lalu, tanggal 30 Maret sore hari tiba aku dapt telepon : Kris, ibu wis numpak sepur mo nginep dikostmu ya, paling ntar maghrib nyampe...dan betul menjelang adzan maghrib udah dikostku, naik becak dari stasiun kereta api Gubeng. Waktu terima telepon, yang jelas satu pikiranku : rencana buyar...pada malam itu, rencananya ada pergi2, makan2 karena itu hari ultahku. Ibu uda telepon dari hari sebelumnya, tanya mau pulang apa nggak pas ultah, soalnya kalo pulang ibu mau masak2 spesial, dan kubilang nggak bisa pulang banyak kegiatan (padahal aku memang lebih ingin menghabiskan waktu tidak dengan keluarga) huhhhhh....
Akhirnya malam itu, ibu minta diajak ke rumah makan yang enak, trus makan2 deh bertiga sama adekku juga...Aku tanya sama ibu: kenapa sie, jauh2 dari Malang, sendirian (karena Bapak kerja di luar kota), datang kesini? Ibu cuma bilang : yah, ibu pengen ketemu anak aja, kalo kamu nggak bisa pulang, ya ibu aja yang kesini...akhirnya malam hari juga nggak ngobrol banyak2, tidur bareng gtu aja...buat aku biasa kali, tapi buat ibu yang suaaayangggg sama anaknya, spesial kali ya...aku sadar, harusnya waktu ibu nanya, nggak pulang tha? itu artinya ibu ingin aku pulang, dan seharusnya aku pulang!
Yang jelas, aku terharu...aku jadi ingat, sejak usia 18 tahun (10 tahun yang lalu) aku putuskan untuk keluar dari rumah..kuliah di Surabaya, bekerja di Surabaya, dan berumahtangga di Surabaya. Maka sejak usia 18 tahun itu, waktuku untuk 'mengabdi' pada orangtua sangat sedikit, hanya dengan telepon2, dan ketika pulang ke Malang untuk menyenangkan hati mereka...10 tahun terakhir, dimana aku ketika ibuku pulang kerja dan badannya pegal, ketika dulu aku masih pijat2 ibu, dimana ketika ibu sakit flu berhari-hari, dimana aku ketika bbrp hr yg lalu bapakku sakit panas sampe 3 hari lebih, dimana aku ketika ibu terserang sakit kepala vertigo sampe untuk ruku' n sujud peningnya minta ampun...yah, aku sedang sibuk dg kehidupanku sendiri..Maafkan aku, Bu...dan tadi malam ibuku bilang pengen nginap semalem aja...mungkin maksudnya untuk nyenengin anaknya, nemenin anaknya di hari pertama menempati rumah baru...terus kapan aku menyenngkan orangtua?
Bu,... Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan T
ak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
(Ibu by Iwan Fals, satu lagu favoritku)
NB : Wahai sobat semua inilah alamat baruku
Perum Taman Suko Asri II Blok O No. 14A RT 33 RW 08,
Desa Suko Kec. Sukodono Sidoarjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar