Jumat, 07 Mei 2010

Kenapa Surga Tidak Berada di Pangkuan Ibu?

Surga ada di telapak kaki ibu
Apa artinya?
Mengapa bukan di telapak tangan ibu?
Mengapa bukan di pangkuan ibu?
Di telapak kaki ibu ada surga
Sebagai ibu, mungkin kita merasa
Betapa menjadi penentu jalan ke surga
Karena itu bisa menuntut hak
Bisa menuntut jasa
Sebagai ibu, mungkin kita berkata
Surga ada di telapak kaki ibu anakkku,
Kau tak boleh kasar pada ibu Kau harus hormat pada ibu
Surga hanya untuk anak yang berbakti pada ibu
Kau harus ikuti kata-kata ibu
Itukah maksud Tuhan
Itukah yang Tuhan mau
Itukah yang diajarkan Nabi
Ibu Jejakmu ada dalam diri anakmu
Ada bekas langkahmu pada anakmu P
erjalanan membesarkan anakmu
Sejak detik pertama kehamilan hingga akil baliq
Tidak terhitung pahala dan dosanya
Itulah yang menentukan anak-anakmu ke surga
*ditulis oleh drg. Wismiarti Tamin, Direktur Sekolah Al Falah Jakarta


Tulisan ini dipresentasikan dalam sebuah rapat yang baru saja aku ikuti, sebuah tulisan yang begitu menggetarkan hati...membuatku berderai air mata mengingat perjalanan panjang ibuku dalam membesarkan aku. Siapa yang mengajari kita untuk terbiasa sholat? Siapa yang mengingatkan kita untuk ngaji? Siapa yang cerewet mengingatkan apa yang BOLEH dan TIDAK BOLEH waktu kecil? Siapa yang memberi tahu itu SALAH dan BENAR? Siapa yang mengajari kita kali pertama? Siapa yang membuat fondasi dirimu ketika kecil? Siapa, kalau bukan IBU?


Ingatlah saat masa kecil, dimana kita selalu merepotkan ibu. Ingatlah masa remaja ketika mbandel, membantah ibu. Ingatlah saat-saat ketika sudah merasa besar dan berani mengambil keputusan-keputusan hidup, yang kadang menentang kehendak ibu...Ingatlah saat-saat ketika kau meninggalkan ibumu di masa tuanya. Maka sudah cukupkan penghormatan kita pada semua jasa ibu itu? Tidak, tidak pernah akan cukup, tidak akan pernah bisa dibayar lunas, bahkan sampai akhir hayat.


Kemudian...jika sekarang sudah menjadi ibu, atau akan menjadi ibu. Siapkah kita untuk menempuh perjalanan panjang, menapaki jejak-jejak langkah untuk diikuti oleh anak-anak kita, membangun fondasi untuk anak-anak kita. Setiap kata yang keluar dari lisan kita, itulah yang akan diikuti anak-anak. Setiap bentuk keputusan kita akan menjadi fondasi anak-anak bersikap. Mari kita melihat..Sudahkah kita menjaga lisan di depan anak-anak? Sudahkah kita memberi sikap teladan untuk anak-anak? I


bu...ketika anakmu bayi, dia belajar membedakan mainan, dia belajar membedakan mana mana kotak, mana lingkaran. Tahukah ibu...logika untuk membedakan benda itu yang akan dia pakai untuk membedakan SALAH dan BENAR ketika besar, membedakan BAIK dan BURUK, membedakan HALAL dan HARAM...Apa yang sudah ibu berikan pada anak-anakmu sejak engkau hamil sampai dia besar sekarang? Ibu...setiap kata, setiap sentuhan, setiap sikap, setiap nasihat...itulah yang akan mengantarkan anakmu ke surga, atau juga ke neraka...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar